"Diduga akibat mengonsumsi makanan dan minuman hari itu. Ada bakteri pada makanan dan minuman," kata Kasi KKHI Daker Madinah, dr Edi Supriyatna, di KKHI, Senin (18/9/2017).
Dugaan adanya bakteri pada makanan muncul berdasarkan pengecekan sampel dan reaksi tubuh jemaah. Masa inkubasi bakteri antara 3-6 jam. Artinya, makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam rentang waktu 3-6 jam merupakan faktor utama penyebab kejadian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Edi menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan dugaan keracunan pada Minggu (17/9) sore. Tim Gerak Cepat (TGC) terdekat mengecek. Hasilnya ada puluhan jemaah yang mengalami pusing, mual, muntah, dan diare. Mayoritas cukup diberi obat, 4 perlu diinfus, dan satu dirujuk ke KKHI.
"Total ada 23 jemaah (sebelumnya dilaporkan dan ditulis 30 jemaah)," jelas Edi.
Edi meminta jemaah hati-hati dan berperilaku hidup sehat. Misalnya dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, menjaga kondisi lingkungan, dan tidak sembarang mengonsumsi makanan. "Dalam kasus ini, faktor-faktor itu juga berpengaruh," ungkap Edi.
Jemaah yang mengalami diare, muntah, dan mual, merupakan rombongan kelompok terbang (kloter) 17 Embarkasi Batam (BTH 17). Mereka yang sebelumnya berada di Mekah tiba di Madinah, Jumat (15/9) dan menempati hotel di Sektor 2.
Saat ini, kondisi jemaah sudah membaik. Bahkan satu jemaah yang sempat dirawat di KKHI, sudah diizinkan kembali ke hotel. (try/rvk)