"Enggak sampai sekarang tidak, jadi betul jangan libatkan Polri dengan KPK, ini tindakan personal. Saya diserang personal dengan cara seperti itu, itu rawan. saya bilang KPK lembaran suci, satu noda pun tidak boleh ada di sana, ini kotoran di lempar, jangan lihat Arisnya dulu, ini direktur pejabat vital," kata Aris saat ditemui detikcom, Kamis (14/9/2017).
Aris menjelaskan kedatangan tersebut untuk mengklarifikasi tuduhan menerima uang Rp 2 miliar dan email yang dikirim Ketua Wadah Pegawai KPK Novel Baswedan. Oleh sebab itu, ia menyatakan perlu membersihkan nama baiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebelum mendatangi pansus angket, Aris menyatakan telah dihubungi Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis. Aris diminta untuk mempertimbangkan untuk menghadiri undangan pansus angket.
"Oh iya Kapolda sempat telepon adinda dipikirin lagi supaya ini, 'saya bilang bang saya minta maaf karena beliau senior saya, saya menghormati pimpinan polri kalau memang itu dari pimpinan tapi saya harus bersihkan nama saya'. Ada hal-hal menjaga kehormatan KPK dan menurut saya intinya ini rawan kalau tidak saya lakukan, jadi seperti itu," ucap Aris.
Aris juga mengaku telah melaporkan kepada pimpinan KPK untuk memenuhi undangan pansus angket melalui email. Namun belum diketahui adanya balasan dari pimpinan.
"Saya lapor lewat email, surat terima jam 1 siang kalau enggak salah. Jam 2 siang saya email pimpinan saya akan hadir. Saya tidak tahu (dibalas atau tidak), sampai sekarang kayaknya belum. Waktu itu jam 5 saya turun acara jam 7 takut macet," ucap Aris. (fai/dhn)











































