Pertemuan keduanya bermula saat Chairulloh menerima orderan ojek online dari DS pada 23 Agustus 2017. Setelah mengantarkan DS sampai tempat tujuan, komunikasi mereka berlanjut.
Meski berstatus sebagai suami, dan ayah, Chairulloh masih ingin menggoda DM yang masih di bawah umur. Mengaku bujangan, hampir setiap hari dia berkomunikasi dengan DS via ponsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah yang ditinggali Choirullah di Matraman, Jaktim (Ibnu Hariyanto/detikcom) |
Dari intens berkomunikasi via ponsel, akhirnya Chairulloh sering mengantar DS pergi ke tempat magangnya. DS tak perlu lagi bantuan aplikasi untuk memesan jemputan.
Seperti yang terjadi sesaat Chairulloh melakukan pencabulan pada 6 September 2017. Meski aplikasi pemesanan pada HP DS rusak, Chairulloh sudah menunggu di depan kontrakan korban.
Namun, alih-alih diantar ke kantor, korban malah dibawa ke sebuah kontrakan teman pelaku. Korban dituntun masuk ke dalam kamar untuk diajak berhubungan intim.
"Tetapi korban malah dibawa pergi ke rumah teman pelaku yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur. Sampai di depan rumah tersebut, korban langsung dituntun masuk ke dalam rumah tersebut," Ujar Andry.
Korban tidak melakukan perlawanan saat terjadi pencabulan. DS pasrah karena yakin Chairulloh menepati janji untuk meminangnya.
"Diimingi dengan janji, janji tanggung jawab 'dinikahi'. (Korban) tidak tahu (pelaku sudah menikah), itulah namanya janji palsu," ungkap Andry.
Padahal tetangga Chairulloh, Suparno mengatakan pria berusia 37 tahun itu telah memiliki dua anak dan istri yang sedang hamil. Suparno tak menyangka rumahnya digunakan Chairulloh untuk mencabuli DS itu.
"Padahal setahu saya dia punya istri yang sedang hamil dan gede. Lalu dia juga punya 2 anak, istrinya juga sering dibawa ke sini, sering dikenalin ke kita. Kalau nggak salah istrinya tinggal di Kemayoran dan seorang guru ngaji," kata Parno di rumahnya, Jalan Slamet Riyadi IV, Jakarta Timur, Kamis (7/9).
Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo mengungkap kasus pencabulan Chairulloh Foto: Hasan Alhabshy |
Setelah kejadian tersebut, korban kaget saat ada tetesan darah ketika sedang kencing. DS akhirnya melapor kepada ibunya dan melakukan pemeriksaan di Puskesmas.
"Nah, ketika ke toilet buang air kecil ada tetesan darah itulah panik. Yang bersangkutan lapor ke ibunya, ibunya lapor ke Polsek Tebet dan lapor ke sini," ujar Andry.
Tak butuh waktu lama, polisi langsung menangkap Chairulloh dan menjeratnya dengan UU no 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. Sedangkan DS akan diberikan pendampingan psikologis.
"Kita akan treatment dengan satu bimbingan, apakah beliau traumatik. Nanti kita akan ukur, kita akan lakukan uji psikiater. Itu paling penting. Kemudian kita lakukan treatment (terhadap) yang bersangkutan," ujarnya.
Baca juga: Grab Minta Maaf Soal Driver Cabuli Penumpang |
Sementara itu pihak Grab telah memutus kemitraan dengan Chairulloh dan memberi bantuan kepada korban. Grab juga minta maaf kepada publik.
"Kami meminta maaf sebesar-besarnya telah mengecewakan para pengguna dan masyarakat secara umum," ujar Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar dalam pesan kepada detikcom, Kamis (7/9).
Grab sendiri mendapat informasi bahwa penumpang sebelumnya memesan ojek online tersebut tidak melalui aplikasi. Antara penumpang dengan Chairulloh diketahui telah mengenal satu sama lain. Ketika insiden pelecehan seksual terjadi, Grab tidak memiliki rekam data perjalanan di sistem. (aik/ams)












































Rumah yang ditinggali Choirullah di Matraman, Jaktim (Ibnu Hariyanto/detikcom)
Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo mengungkap kasus pencabulan Chairulloh Foto: Hasan Alhabshy