Dukungan ini disampaikan Kiai NU saat bertemu Wasekjen PDIP Ahmad Basarah pada hari Kamis (7/9). Kiai NU tak menuntut syarat untuk sosok Cawagub kepada PDIP.
"Siapa yang ditunjuk, yang dikehendaki Ibu Mega, kami akan terima dan dukung, yang penting harus menang. Setelah itu, kita rawat bersama-sama Jatim yang aman, tenteram, dan diridai Allah," ujar KH Anwar Iskandar seusai bertemu Basarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risma sendiri sudah memberikan sinyal menolak maju ke Pilgub Jatim. Pasalnya, ia lebih memilih menghadiri acara unduh mantu kakak ipar Presiden Jokowi di Surabaya pada hari Minggu (10/9), ketimbang menghadiri rapat konsolidasi Pilgub Jatim di Malang yang akan dipimpin Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di hari yang sama.
"Ke Malang tidak kayaknya. Minggu ada Pak Jokowi," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Jatim, Kamis (7/9).
Bagaimana dengan Anas? Bisa jadi. Pasalnya, Gus Ipul juga beberapa kali kerap sowan ke Banyuwangi. Dalam salah satu kesempatan, ia memuji Anas memiliki kapasitas maju ke Pilgub karena dinilai sudah memajukan Banyuwangi.
"Bupati Anas ini salah satu yang disebut-sebut banyak kalangan maju di Pilgub. Ini karena Bupati Anas memang merupakan calon yang potensial. Dulu Banyuwangi ini kan dikenal tempatnya santet. Sekarang, sejak Pak Anas, Banyuwangi berubah menjadi Kabupaten yang maju pesat," ujar Gus Ipul, Kamis (7/9).
PDIP pun akan meneruskan amanat dari Kiai NU ke Megawati. "Surat dari Kiai Idris mewakili bapak-bapak kiai ini akan saya sampaikan kepada Ibu Megawati, besok hari Minggu (10/9) di Malang karena kebetulan memang ada rapat kerja Tiga Pilar Partai," ujar Basarah, Jumat (8/9/2017).
Lantas, siapakah yang akan diusung PDIP jadi Cawagub Jatim? (dkp/tor)











































