Siswa SLB di Pelosok Riau: Sekolah Naik Gerobak, Gurunya Mahasiswi

Siswa SLB di Pelosok Riau: Sekolah Naik Gerobak, Gurunya Mahasiswi

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Senin, 04 Sep 2017 15:54 WIB
Siswa SLB di Kab Kepulauan Meranti sekolah naik gerobak (Foto: dok SLB Sekar Meranti)
Pekanbaru - Ada usaha, maka ada jalan. Siswa berkebutuhan khusus di pelosok Riau tidak hanya bersekolah naik gerobak motor. Guru mereka pun adalah para mahasiswi.

Sekolah Luar Biasa (SLB) Sekar Meranti di Desa Anak Setatah, Rangsang Barat, Kabupaten Meranti Riau, memiliki enam tenaga pengajar. Mereka adalah mahasiswa asal warga desa setempat.

Baca Juga: Perjuangan Kepsek Jemput Siswa SLB Pakai Gerobak di Pelosok Riau

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SLB Sekar Meranti memiliki 29 siswa dari tingkat SD, SMP, sampai SMA. Di sekolah ini ada enam tenaga pengajar, satu di antaranya kepala sekolah, Syafrizal (34). Gaji mereka pun hanya Rp 97 ribu per bulan.

Gaji kecil tak mengurangi niat mereka memberikan pendidikan kepada para siswa yang menyandang disabilitas. Lima tenaga pengajar lainnya ternyata berstatus mahasiswa asal kampung setempat.

Siswa SLB di Pelosok Riau: Sekolah Naik Gerobak, Gurunya MahasiswiPara mahasiswi yang jadi guru SLB (Foto: dok SLB Sekar Meranti)
"Guru pengajarnya, terkecuali saya, semuanya perempuan. Kalau laki-laki banyak yang tak sanggup menghadapi anak-anak itu," cerita Syafrizal dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (4/9/2017).

Tenaga pengajar perempuan ini, kata Syafrizal, merupakan mahasiswi asal desa setempat. Mereka kuliah di Selatpanjang, ibu kota Kab Kepulauan Meranti. Ada juga mahasiswi yang kuliah di Pekanbaru.

Baca Juga: Kasihan, Siswa di Pelosok Riau Terpaksa Sekolah 3 Hari Sekali

"Guru di sekolah kami semuanya mahasiswi yang sudah semester akhir, di mana beban perkuliahan sudah berkurang. Mereka meluangkan waktunya untuk mengabdi di SLB ini," kata Syafrizal.

Jadi tak perlu heran, saban tahun guru-guru di sekolah ini silih berganti. Begitu para mahasiswi ini sudah meraih gelar sarjana, mereka pun tidak mengajar lagi. Silih berganti para juniornya yang berada di Kecamatan Rangsang kembali tertarik untuk mengabdi di sekolah itu tanpa pamrih. Sekolah ini berdiri sejak 2013.

"Ya begitulah. Gurunya berganti-ganti. Karena mereka adalah mahasiswi semester akhir yang meluangkan waktunya untuk mengajar di sekolah kami," kata Syafrizal.

Baca Juga: Kisah Ikhlas Guru SLB di Pelosok Riau Digaji Hanya Rp 97 Ribu

Selain mengajar, para guru ini punya tugas khusus lainnya, yakni menjemput para muridnya dari rumah untuk dibawa ke sekolah. Para guru dengan motornya dapat membonceng dua siswa.

Sedangkan Kepsek Syafrizal menjemput muridnya dengan menggunakan gerobak dari kayu yang ditarik dengan motor bututnya. Dengan bermodalkan gerobak yang biasanya untuk angkut karet dan buah pinang, Syafrizal setiap pagi menjemput para muridnya ke rumah masing-masing. Minimal jarak dari sekolah ke rumah para muridnya 8 km dan terjauh 20 km. (fay/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads