Kisah Ikhlas Guru SLB di Pelosok Riau Digaji Hanya Rp 97 Ribu

Kisah Ikhlas Guru SLB di Pelosok Riau Digaji Hanya Rp 97 Ribu

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Senin, 04 Sep 2017 14:16 WIB
Para guru SLB di Kab Kepulauan Meranti yang digaji kecil (Dok SLB Sekar Meranti)
Pekanbaru - Berjuang dalam keterbatasan, demi memberi pendidikan. Para guru di Kab Kepulauan Meranti mengajar siswa berkebutuhan khusus dan hanya digaji Rp 97 ribu.

Walau gaji bulanannya kecil, para guru di Sekolah Luar Biasa Sekar Meranti, Kecamatan Rangsang Barat, Kab Kepulauan Meranti Riau, ikhlas dan semangat untuk mengajar siswa berkebutuhan khusus. Sekolah ini memiliki 29 siswa dari tingkatan SD, SMP dan SMA.

BACA JUGA: Perjuangan Kepsek Jemput Siswa SLB Pakai Gerobak di Pelosok Riau

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para muridnya baru akan bersekolah jika dijemput para gurunya dan kepala sekolah Syafrizal (34) yang harus menopang kegiatan siswanya. Bermodalkan gerobak kayu ditarik dengan motor butut, itulah para siswa menggunakan sarana transportasi bersekolah.

Jerih payah itu rasanya tidak sebanding dengan honor yang diterima para gurunya. Ada 6 orang tenaga pendidikan di sana, termasuk kepala sekolah, Syafrizal.

Kisah Ikhlas Guru SLB di Pelosok Riau Digaji Hanya Rp 97 RibuPara siswa dijemput dengan gerobak motor (Dok SLB Sekar Meranti)
"Kami hanya menerima gaji Rp 97 ribu setiap bulannya. Itulah yang bisa kami terima. Kami ikhlas bekerja sebagai ibadah untuk di akhirat kelak," kata Syafrizal dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (4/9/2017).

Lantas dari manakah gaji itu mereka dapat? Syafrizal yang masih lajang ini menyebutkan, gaji itu merupakan potongan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima dari pemerintah pusat.

BACA JUGA: Keluar Duit Sendiri Demi Jemput Siswa Pakai Gerobak di Pelosok Riau

"Ada aturan yang memperbolehkan dana BOS bisa diambil untuk guru sebesar 15 persen saja. Dari potongan itulah, kami 6 tenaga pengajar dapat gaji Rp 97 ribu itu," kata Syafrizal.

Sebenarnya untuk menutupi kekurangan gaji itu, Syahrizal sudah pernah mencoba untuk menarik uang sekolah. Setiap siswa dipatok uang Rp 15 ribu per bulan.

"Pernah kami minta wali murid untuk bayar uang sekolah Rp 15 ribu sebulan. Tapi, sejak itu seluruh murid malah diberhentikan orangtuanya," kata Syafrizal.

BACA JUGA: Kasihan, Siswa di Pelosok Riau Terpaksa Sekolah 3 Hari Sekali

Mengetahui hal itu, Syafrizal pun lantas mengambil kebijakan seluruh murid bebas dari beban biaya sekolah. Begitu pun tidak serta merta para wali murid mau menyekolahkan anaknya.

"Walau tak dipungut biaya, para orangtua masih enggan mengantarkan anaknya ke sekolah. Karena itulah, akhirnya kami tenaga pendidik yang menjemput para murid ke rumahnya masing-masing," kata Syafrizal. (fay/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads