Aksi Solidaritas Rohingya, BM PAN Ancam Usir Dubes Myanmar

Aksi Solidaritas Rohingya, BM PAN Ancam Usir Dubes Myanmar

Akhmad Mustaqim - detikNews
Senin, 04 Sep 2017 14:36 WIB
Aksi Solidaritas Rohingya, BM PAN Ancam Usir Dubes Myanmar
Aksi BM PAN di depan Kedubes Myanmar. (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Setelah Sahabat Muslim Rohingya, kini giliran Barisan Muda (BM) PAN yang menggelar aksi di depan Kedubes Myanmar. Aksi tersebut merupakan aksi solidaritas atas pembantaian etnis Rohingya.

Pantauan di depan Kedubes Myanmar, Senin (4/9/2017), massa tiba pada pukul 13.10 WIB. Setiba di depan Kedubes Myanmar, massa sempat bersitegang dengan pihak kepolisian soal lokasi aksi.


"Aksinya tolong jangan di depan pintu gerbang," kata Kapolsek Menteng AKBP Ronald Purba yang mengimbau peserta aksi tertib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak, kami mau aksi di sini," kata perwakilan peserta Aksi.

"Tolong dong, yang sebelumnya saja bisa diatur," kata Ronald.

"Kami beda dengan yang tadi, kami nggak mau diatur," kata perwakilan peserta aksi.

Massa sempat bersitegang dengan polisi.Massa sempat bersitegang dengan polisi. (Ari Saputra/detikcom)

Sempat bersitegang, akhirnya massa melakukan orasi di depan Kedubes Myanmar. Sementara itu, lalu lintas di sekitar Jalan KH Agus Salim tidak ditutup, kendaraan masih bisa melewati jalan tersebut meskipun sebagian badan jalan dipakai untuk aksi.

"Kita percaya dengan apa yang dilakukan pemerintah Indonesia mengirimkan upaya diplomatik, tapi pembantaian dan pengusiran tidak patut dan tidak dibenarkan," kata Ahmad Yohan, Ketua Umum Barisan Muda PAN, saat ditemui di depan Kedubes Myanmar.


Yohan mengancam akan mendatangkan massa yang lebih banyak jika pembantaian etnis Rohingya masih terus terjadi. Dia akan melakukan aksi pengusiran paksa Dubes Myanmar untuk Indonesia.

"Kalau sampai pembantaian itu terus dibiarkan oleh pemerintah, nggak ada aksi nyata, kami bakal merobohkan tembok Kedubes dan mengusirnya (Dubes) secara paksa," ancam Yohan.

Ketum BM PAN Ahmad Yohan.Ketum BM PAN Ahmad Yohan (Mustaqim/detikcom)

Yohan menilai hal itu perlu dilakukan karena dirinya tidak menginginkan Indonesia melindungi pembantai etnis Rohingya. Selain itu, pemerintah harus jadi leader bagi masalah kemanusiaan, terutama di ASEAN.

"Karena mereka juga kejam, membiarkan orang kejam lalu kita melindungi orang itu, itu tidak benar," ucapnya.


Menurutnya, Myanmar bisa mencontoh Indonesia menghadapi persoalan seperti ini. Indonesia, yang terdiri atas beragam suku bangsa dan agama, bisa tetap rukun dan saling menghargai.

"Tergantung bagaimana pemerintah Myanmar menyikapi persoalan ini, tinggal diatur, seperti Indonesia bisa hidup rukun tanpa membedakan agama," ucapnya.

BM PAN menggelar aksi selama tidak lebih dari satu jam, hingga pukul 13.45 WIB. Setelah sempat bersitegang dengan polisi, mereka lalu berorasi, membacakan kesimpulan dan langsung membubarkan diri. (tor/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads