Korut Uji Coba Nuklir, Pimpinan DPR Minta PBB Turun Tangan

Korut Uji Coba Nuklir, Pimpinan DPR Minta PBB Turun Tangan

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 04 Sep 2017 10:49 WIB
Kim Jong-Un saat meninjau bom hidrogen sebelum uji coba nuklir. (Foto: KCNA via Reuters)
Jakarta - Korea Utara melakukan uji coba nuklir dengan bom hidrogen yang diklaim berlangsung sukses sempurna. Pimpinan DPR RI menyoroti soal uji coba yang menuai banyak kecaman tersebut.

"Saya berharap PBB turun tangan. Karena senjata nuklir bertentangan dengan resolusi PBB tentang perdamaian dunia," ujar Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dalam perbincangan, Senin (4/9/2017).

PBB diharapkan bergerak aktif untuk menghentikan uji coba nuklir yang belakangan terus dilakukan Korut. Sebab, semua negara sudah dilarang menggunakan senjata nuklir sebagai senjata massal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan lakukan pembiaran, karena negara mana pun sudah dilarang menggunakan senjata nuklir sebagai senjata massal. Iran saja waktu itu baru meneliti sudah diembargo. Padahal sudah menjamin bukan untuk senjata nuklir baru, tapi untuk pengetahuan," kata Taufik.


Dia pun mengaku bingung mengapa Korut, yang sudah berkali-kali melakukan uji coba nuklir, masih dibiarkan saja. Indonesia pun diminta Taufik turut aktif menyuarakan penolakan terhadap uji coba Korut.

"Ini Korut sudah berkali-kali, tapi dibiarkan. Indonesia memang bebas aktif, tapi kita tidak bisa tinggal diam. Dubes Indonesia di PBB harus menyatakan sikap resmi karena turut terlibat dalam perdamaian dunia kan sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Di pembukaan UUD '45 kan ada," paparnya.

Tindakan Korut, menurut Taufik, sudah mengancam keselamatan masyarakat internasional. Indonesia diharapkan bergandengan tangan dengan PBB untuk mengatasi negara pimpinan Kim Jong-Un itu.

"PBB tidak boleh tinggal diam. Indonesia harus bersama-sama PBB. Kenapa Korut didiamkan? Karena masalah ini nggak cuma di Semenanjung Korea, tapi kait-mengait," ucap Taufik.

[Gambas:Video 20detik]

Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan (Andhika Prasetia/detikcom)

"Ada keberpihakan-keberpihakan. Kalau dibiarkan, pada akhirnya akan saling menyerang, dunia akan hancur," sebutnya.

Seperti diketahui, Korut baru saja melakukan uji coba nuklir terbaru mereka, Minggu (3/9). Ledakan bom hidrogen itu disebut berkali-kali lebih besar dari ledakan yang dihasilkan bom atom Hiroshima.

Otoritas Jepang dan Korsel kompak memperkirakan uji coba nuklir terbaru Korut menghasilkan ledakan hingga 100 kiloton. Satu kiloton sama dengan 1.000 ton ledakan TNT.

Uji coba rudal terbaru Korut terjadi setelah rezim komunis itu mengklaim telah mengembangkan bom hidrogen yang bisa dimasukkan ke dalam rudal balistik antarbenua (ICBM) miliknya. Klaim ini diragukan oleh banyak pihak. Namun seorang pakar nuklir menyebut, uji coba terbaru Korut pada Minggu (3/9) bisa jadi merupakan uji coba bom hidrogen.


"Kekuatannya 10 kali atau 20 kali lebih kuat dari (uji coba) sebelumnya. Skala itu berada pada level di mana semua pihak bisa menyebutnya sebagai uji coba bom hidrogen," urai Kune Y Suh, yang merupakan profesor teknik nuklir pada Seoul National University, seperti dilansir Reuters.

Ini merupakan uji coba keenam Korut setelah uji coba nuklir kelima yang digelar pada September 2016. Uji coba tahun lalu menghasilkan ledakan dengan kekuatan mencapai 10 kiloton, yang memicu gempa bumi 5,04 SR. Sedangkan uji coba nuklir terbaru atau keenam Korut ini memicu dua gempa bumi berkekuatan 6,3 SR dan 4,6 SR.

"Tak hanya 9,8 kali lebih kuat daripada uji coba nuklir yang digelar September tahun lalu, tapi ini juga yang paling kuat," kata seorang pejabat pada Badan Meteorologi Korea yang enggan disebut namanya mengenai uji coba nuklir terbaru Korut kepada kantor berita Korea Selatan, Yonhap News Agency dan dilansir AFP, Minggu (3/9). (elz/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads