"Sama sekali ini bukan persoalan agama ya. Karena di dalam Budha itu tidak ada satu ayat pun yang membenarkan pemeluk agama Budha itu terlibat dalam perang," ujar Daniel, di Vihara Dharma Bakti, Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).
Ia menyebut di dalam agama tidak ada yang mengajarkan pembunuhan. Malah di dalam agama dilarang karena dosa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, konflik yang terjadi dipicu sejarah saat Inggris menjajah. Saat itu, pihak penjajah memecah belah masyarakat dengan sentimen etnis.
"Dari historis ini dimulai dari penjajahan Inggris yang membelah etnis. Seperti di Kashmir sehingga mewarisi peta konflik di sana. Etnisnya pun berbeda kan," ujarnya.
Selain itu, ia juga menilai masalah sumber daya alam juga menjadi perebutan. Sebab di jalur tersebut banyak terdapat sumber energi.
"Sekarang ini menjadi geopolitik ekonomi karena di situ kan ada sumber energi. Ada konflik kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Di situ ada jalur sumber energi, minyak, dan gas. Saya rasa itu yang utama di sana dan dibungkus dengan konflik agama dan dipelihara oleh militer Myanmar," ujarnya.
Konflik kekerasan ini setidaknya telah menewaskan puluhan warga dari etnis Rohingnya. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar ini memunculkan kecaman dari berbagai pihak. (yld/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini