"Terhadap laporan tersebut, saya sampaikan kembali bahwa insyaallah saya siap lahir-batin untuk menghadapi laporan itu, asalkan Eggi Sudjana juga tidak menolak dipanggil oleh polisi," ujar Dedy kepada wartawan, Selasa (29/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan saya keberatan nama besar Bapak Prabowo Subianto diseret-seret oleh Eggi Sudjana dalam kasus ini," ucap Dedy.
Menurut Dedy, kasus Saracen dapat berdampak buruk terhadap keutuhan bangsa dan negara. Kelompok yang membisniskan hoax dengan bumbu SARA di media sosial memang sudah seharusnya ditangkap.
Lebih lanjut, Dedy akan berkomitmen mendukung pembongkaran sindikat Saracen oleh kepolisian. Dedy pun tak akan mundur karena dilaporkan Eggi.
"Sikap saya sebagai anak bangsa itu tak akan kendur karena adanya laporan Eggi Sudjana. Tak akan pula menarik dukungan saya kepada Kapolri untuk membongkar habis kasus Saracen ini," terang Dedy.
Malah, Dedy mengapresiasi sikap Eggi, yang membawa persoalan Saracen ke kepolisian.
"Walaupun publik tahu bahwa Eggi sedang pakai jurus hukum untuk berkelit dari dugaan terlibat di Saracen," ucap Dedy.
Jika dipanggil polisi nanti, Dedy siap menghadap. Namun Dedy meminta keberanian Eggi seandainya dipanggil polisi juga.
"Kenapa takut dipanggil polisi kalau tidak bersalah? Saya akan datang memenuhi panggilan polisi karena saya merasa tidak ada yang salah dengan ucapan saya mendukung Kapolri membongkar habis kasus Saracen ini," tegas Dedy.
Seperti diketahui, Eggi melalui kuasa hukumnya mempolisikan beberapa nama terkait polemik Saracen ini. Selain Dedy, ada pegiat media sosial Ulin Yusron dan ketua grup Saracen sendiri, yakni Jasriadi, karena mencatut namanya sembarangan. Eggi tak melapor sendiri ke polisi karena sedang beribadah haji.
"Saya mendoakan semoga Eggi Sudjana menjadi haji mabrur dan segera kembali ke Tanah Air," pungkas Dedy. (gbr/van)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 