Jimmy, yang berasal dari daerah pemilihan Papua Barat, kecewa terhadap keputusan pemerintah menunda pemekaran daerah, khususnya di Papua. Ia meminta adanya pemekaran daerah di Papua.
"Sakit hati kami dari rakyat Papua sebagai jadian dari negara ini. Jika Papua menjadi harga mati dari NKRI, beri pemekaran di Papua juga. Lebih baik Papua merdeka daripada menjadi budak di negeri ini," ujar Jimmy saat rapat dengan Kemendagri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi ini karena Bapak Presiden fokus pada infrastruktur ekonomi-sosial. Pendekatan tak Java-sentris, tapi Indonesia-sentris, termasuk Papua. Anggaran Rp 60 T (triliun) untuk pinggiran. Permasalahannya, situasi anggaran yang tak mungkin dipecah," jelas Tjahjo.
Tjahjo pun meminta maaf karena pemekaran daerah belum bisa dieksekusi.
"Makanya saya tanggung jawab, mohon maaf. Ini tidak salah Presiden, tidak salah Wapres. Yang salah menterinya, yang bodoh menterinya. Tugas DPR memang mengoreksi, mengawasi, mengkritik," papar Tjahjo. (dkp/jbr)











































