Melihat Aliran Kanal Banjir Timur yang Bersih dari Sampah

Melihat Aliran Kanal Banjir Timur yang Bersih dari Sampah

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Senin, 28 Agu 2017 13:19 WIB
Pasukan oranye membersihkan KBT. (Edward/detikcom)
Jakarta - Belasan petugas Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta membersihkan Kanal Banjir Timur (KBT) dan saluran air penghubung di sekitarnya. Tumpukan sampah hilang dan air pun mengalir lancar.

Pasukan oranye dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Badan Air membersihkan KBT sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB, Senin (28/8/2017). Mereka berjibaku di tengah aliran air.

Mereka menyusuri sampah di KBT. Mereka terbagi menjadi empat kelompok, dari hulu di Kebon Nanas hingga hilir di kawasan Cakung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan kami mengawasi sepanjang 4 km ini, mulai dari pintu air Malaka sampai Stasiun Cakung. Nanti di titik lain ada grup lain lagi," ujar Kordinator UPK Badan Air Rawadas Herman kepada detikcom, Senin (28/8/2017).

Pasukan oranye membersihkan KBT.Pasukan oranye membersihkan KBT. (Edward/detikcom)

Kebanyakan sampah yang dipungut merupakan sampah plastik. Ada pula sampah kiriman, seperti kasur hingga ranting pohon. Sampah yang dikumpulkan dibuang ke Bantar Gebang, Bekasi.

"Ya sampah-sampah ini hampir sebagian merupakan kiriman, jadi setiap hari kita harus menyusuri kali dan sungai," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan total keseluruhan ada ribuan petugas UPK Badan Air. Mereka mengawasi dan menjaga secara rutin sungai hingga danau di DKI.

"Hampir sembilan ribu (petugas UPK Badan Air) Itu setiap hari delapan jam kerja dengan satu jam istirahat," kata Isnawa kepada detikcom.

Pasukan oranye membersihkan KBT.Pasukan oranye membersihkan KBT. (Edward/detikcom)
Foto: Edward/detikcom

Isnawa mengatakan sampah yang dikumpulkan bisa mencapai ratusan ton. Jumlah ini terbanyak ketiga setelah sampah di kawasan permukiman penduduk.

"Total ada 400 ton per hari, karena total sampah di Jakarta 1.000 ton. Yang paling banyak dari aspek permukiman, perkantoran, dan peniagaan, seperti tempat kuliner. Jadi kita bagi dua jenis sampah, yakni organik dan anorganik. Kalau organik itu mencapai 60%, sisanya nonorganik," tuturnya.

Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan anggaran besar untuk pasukan oranye. Meski begitu, peran serta masyarakat juga tidak lepas untuk menjaga lingkungan.

"Memang mereka dibayar PHL dengan UMP tinggi tetapi jangan lihat mereka untuk membersihkan sampah, tetapi juga menjaga penghijauan di bantaran kali. Jadi salah kalau karena ada mereka, terus buang sampah ke kali," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menerima surat dari Gubernur Bangkok Pol Gen Aswin Kwanmuang, yang ingin belajar membersihkan sungai di Jakarta. Djarot menyambut baik rencana itu. (edo/idh)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads