"Semua biaya umrah calon jemaah itu ditransfer ke kantor pusat Jakarta. Kantor cabang hanya sebagai pendataan administrasi," ujar Rudy ketika dimintai konfirmasi, Senin (28/8/2017).
Kini kantor cabang First Travel yang berada di Ruko Perumahan Pondok Mutiara Blok K2 di Sidoarjo, Jawa Timur, itu sudah tidak lagi beroperasi. Menurut Rudy, kantor itu sudah ditutup sejak 5 Agustus 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Semenjak izin operasionalnya dicabut pada tanggal 1 Agustus, kemudian mendapatkan perintah untuk menutup kantor cabang mulai 5 Agustus kami sudah tak beroperasi," kata Rudy.
Dari pantauan, papan nama First Travel di depan kantor itu sudah ditutup kain hitam. Bagian depan kantor tersebut pun sudah tertutup rapat, sedangkan ruko-ruko di sekitarnya masih dibuka seperti biasa.
Rudy menyebut calon jemaah umrah yang mendaftar di kantor itu sebelumnya berasal dari berbagai kota di wilayah Jawa Timur, seperti Surabaya, Lamongan, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, Madiun, Banyuwangi, Situbondo, Jember, Bondowoso, Kediri, dan Sidoarjo. Dia menyebut ada total 4.148 jemaah yang mendaftar dan membayar, tetapi 2.502 jemaah di antaranya belum diberangkatkan.
"Memang benar calon jemaah umroh yang melalui kantor cabang Sidoarjo yang belum bisa berangkat berjumlah sekitar 2.502 itu berasal dari berbagai kota di Jawa Timur," kata Rudy.
Menurut Rudy, calon jemaah di wilayahnya itu mendaftar melalui salah seorang agen bernama Imam. Namun kini Rudy mengaku tidak bisa berbuat banyak semenjak bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, ditangkap polisi atas dugaan penipuan.
"Yang memutuskan calon ini berangkat dari pusat. Namun di sini permasalahannya pimpinan pusat masih dalam pemeriksaan polisi," ucapnya.