Suasana duka masih menyelimuti keluarga yang tinggal di Kampung Tegal Jambu, Kelurahan Pananjung, Tarogong Kaler, Garut, itu. Sejumlah keluarga dan kerabat masih sibuk mempersiapkan pengajian yang digelar untuk mendoakan kepergian Mak Ayah. Salah seorang anak Mak Ayah Rahmat Rosadi (44) menceritakan awal mula sang ibu tertipu oleh First Travel.
"Jadi kami daftar untuk umrah itu tahun 2015. Saat itu sebetulnya yang mendaftar ke First Travel itu 8 orang, tapi beda-beda waktu daftarnya. Mereka adalah saya, ibu saya dan 6 saudara yang lainnya," ungkap Rahmat di rumah duka, Minggu (27/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu anak Mak Ayah Rahmat Rosadi (44) Foto: Istimewa |
Rahmat mengatakan 8 orang tersebut telah menyetorkan uang senilai Rp 15 juta per orang kepada First Travel untuk bisa berangkat umrah.
"Bahkan mereka nyuruh kita tambah lagi biayanya Rp 2,5 juta. Jadi setiap orang itu setor uang totalnya Rp 17,5 juta," katanya.
Sang ibu, kata Rahmat bahkan harus menjual sebidang tanah milik mendiang ayahnya untuk memenuhi biaya tersebut. "Jadi saya itu dibiayai ibu saya untuk nemenin dia berangkat umrah," ujar Rahmat.
Rahmat kembali membuka ingatannya, dua tahun berlalu, saat-saat yang ditunggu Rahmat dan sang ibu untuk berangkat umrah telah tiba. Pihak First Travel meyakinkan keduanya akan berangkat pada pertengahan Juli 2017.
"Yang paling menyakiti ibu saya itu awalnya kan mau berangkat tanggal 17 Juli, kemudian mereka kasih tahu kalau berangkat tanggal 15 Juli," katanya.
Saking semangatnya, sejak awal bulan Juli lalu, kata Rahmat sang ibu memutuskan untuk berangkat ke Jakarta setelah sebelumnya menggelar pengajian bersama tetangga untuk mendoakan keberangkatannya.
"Ibu saya sangat semangat untuk berangkat. Namun sekitar dua hari lagi mau berangkat pihak agen membatalkan keberangkatan. Dari situ saya bingung, pakai cara apa saya bilang ke ibu kalau umrahnya gak jadi," ungkap Rahmat.
Dengan berat hati, Rahmat akhirnya memberitahu sang ibu bahwa keberangkatan menuju tanah suci tersebut gagal. "Dari situ ibu saya mulai drop. Dia nggak mau pulang ke Garut juga karena sepertinya dia malu sama tetangga di Garut," ujarnya.
Sejak saat itu Rahmat kemudian memutuskan untuk membawa sang ibu kembali ke kampung halaman. Sesampainya di Garut, kondisi fisik Mak Ayah justru mulai goyah.
"Sempat dirawat belasan hari di RSUD dr. Slamet Garut dan di Intan Husada karena kondisinya yang terus memburuk," sambungnya.
Foto Mak Ayah bersama suaminya (Foto: Istimewa) |
Namun takdir berkata lain, Mak Ayah kemudian menghembuskan nafas terakhirnya Kamis (24/8) malam. Mak Ayah meninggal akibat serangan jantung.
"Kami nggak nyangka. Tapi memang sejak gagal berangkat ibu jadi punya tekanan batin, karena ke tanah suci merupakan impiannya," tutur Rahmat.
Mak Ayah telah meninggal sebelum impiannya tersebut terwujud. Rahmat mengaku sudah ikhlas menerima hal tersebut. Namun ia berharap agar kepergian ibunya bisa membuka hati para pelaku penipuan.
"Mereka sudah zalim. Saya harap pelaku dipenjarakan oleh polisi," pungkas Rahmat. (ams/ams)












































Salah satu anak Mak Ayah Rahmat Rosadi (44) Foto: Istimewa
Foto Mak Ayah bersama suaminya (Foto: Istimewa)