Mak Ayah yang merupakan puteri kedua dari empat bersaudara itu sedianya berangkat umroh pada Desember 2016. Dia bersama anak dan saudaranya mendaftar lewat agen First Travel bulan Januari 2016 di Jakarta.
"Pada tahun 2016 kami berlima daftar, di sana ada dua metode pembayaran, pembayaran cash atau yang diangsur, kebenaran kami berlima cash semua, kita langsung Rp 15 juta, total RP 75 juta. Dengan asusmsi diberangkatkan akhir tahun, Desember 2016," kata keponakan Mak Ayah, Much Sirojudin Muslim, saat berbincang dengan detikcom, Minggu (27/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mak Ayah kemudian pergi ke Jakarta pada November 2016 dengan keyakinan akan diberangkatkan pada Desember 2016. Kabar keberangkatan umroh pun tak kunjung datang, Mak Ayah tak pulang-pulang ke Garut.
Dia menginap di rumah kakaknya hingga seminggu setelah Lebaran. Padahal Mak Ayah sebelumnya tak pernah berlama-lama tinggal di Jakarta.
"Sampai lebaran di Jakarta, setelah lebaran minggu pulang ke Garut," imbuhnya.
![]() |
Sementara itu, keluarga mengaku Mak Ayah meninggal setelah menjadi korban First Travel. Salah seorang anak Rokayah Rahmat Rosadi (44) mengatakan ibunya tersebut meninggal Kamis (24/8) setelah sebelumnya mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit di Garut.
"Ya memang ibu saya meninggal malam Jumat kemarin. Dokter mendiagnosa kena serangan jantung," ungkap Rahmat kepada wartawan di rumah duka di Kampung Tegal Jambu, Kelurahan Pananjung,Tarogong Kaler, Garut, Minggu (27/8).
Rokayah kini telah dikebumikan di kampung halamannya di Kampung Tegal Jambu, Kelurahan Pananjung, Tarogong Kaler, Garut. Keluarga berharap agar pihak berwajib memberikan hukuman berat bagi para pimpinan First Travel.
"Jelas kami sangat dirugikan. Yang pertama kami ingin uang kembali, kemudian kami juga ingin pemilik First Travel dipenjarakan," pungkas Rahmat.
(knv/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini