Hal tersebut Tjahjo sampaikan saat memberi materi dalam acara Workshop Nasional DPP Golkar di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8/2017). Dia menyinggung soal masih kurang seriusnya partai politik mengusung kader perempuan mereka.
"Kendala kultural saya kira juga di daerah sama. Saya kira ini karena kurang seriusnya kehendak politik (political will). Saya kira ini harus dicermati dengan baik, termasuk oleh pimpinan parpol," tutur Tjahjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara di tengah Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), Tjahjo menyinggung Novanto yang disebut kurang mendukung penuh Nurul Arifin. Nurul disebut-sebut akan maju dalam Pilwalkot Bandung.
"Kemarin saya lihat Pak Novanto masih belum jelas ini mau mendukung Bu Nurul Arifin jadi calon Wali Kota Bandung atau tidak," singgung Tjahjo.
"(Novanto mengatakan) 'Ya kalau bukan wali kota kan bisa masih jadi pimpinan yang lain'. Nah itu kadang-kadang mempengaruhi opini publik juga," imbuhnya mengulang kalimat Novanto kemarin.
Tjahjo pun tidak menampik kenyataan adanya stigma underestimate dari politikus lelaki dalam memandang politikus perempuan. Ia kemudian mencontohkan, dalam keluarganya, ada persaingan sehat saat mencalonkan diri dan menjadi anggota legislatif.
"Ibu saya juga, saya juga. Persaingan satu keluarga yang penting dibina dulu. Ada kesepakatan, maju bersama. Jangan sampai ada istilah underestimate. Birokrasi perempuan ini memang masih didominasi laki-laki," ucap Tjaho.
"Bayangkan kantor Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak itu pejabat eselon I-nya kalau nggak salah lebih banyak laki-lakinya. Ini nggak masuk akal," tambah politikus PDIP itu.
Sebelumnya diberitakan, Novanto menyinggung soal Nurul Arifin yang hendak maju dalam Pemilihan Wali Kota Bandung 2018. Meski begitu, Ketua DPR ini tidak memastikan apakah Golkar akan resmi mengusung Nurul sebagai cawalkot Bandung.
"Acara terselenggara karena dipercayakan ke Bu Nurul selaku ketua panitia. Ibu Nurul saya lihat baru kali ini menjadi ketua panitia. Biasanya kalau sudah jadi ketua, Bu, pasti akan jadi ketua-ketua yang lebih baik di masa depan Partai Golkar," kata Novanto di acara Workshop Nasional Perempuan Legislatif, Eksekutif, dan Kader Partai Golkar, Jumat (25/8).
"Nanti kalau bukan jadi wali kota, bisa juga yang ketua yang lain. Biasanya kalau doa dari KPPG bisa juga jadi ketua yang lain," imbuhnya. (nif/elz)











































