"Tujuan utamanya bukan masalah diskriminasi. Tujuan utamanya bagaimana kita mendorong bagaimana warga itu memanfaatkan transportasi publik," kata Djarot di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017).
Djarot juga memastikan akan memberi solusi bagi warga dari kota penyangga untuk menggunakan transportasi umum di Jakarta. Dia menyiapkan kantong parkir di area dekat halte dan stasiun.
Dia mengatakan perluasan area larangan motor diberlakukan dengan cepat seiring dengan pembangunan infrastruktur. Menurut Djarot, masalah kemacetan akan terkurangi oleh kebijakan tersebut.
"Ini diperluas karena ada pembangunan gede-gedean. Termasuk juga jangan sampai motor nyasar menggunakan trotoar. Trotoar kemarin begitu motor masuk ke sana warga masyarakat resah. Nggak bener ini kan jalurnya pejalan kaki," tuturnya
Djarot menyebut terinspirasi atas kunjungannya ke Moskow, Rusia. Ia melihat pembangunan trotoar yang masif dan ingin menerapkannya di Jakarta.
"Saya baru sampai dari Rusia, Moskow. Sekarang gencar membangun trotoar, gede-gede. Diberikan hak untuk pejalan kaki. Untuk apa, untuk 2018 event besar di Rusia, Piala Dunia. Mereka dorong betul supaya warga masuk transportasi publik," kata Djarot.
Djarot pun memastikan tidak ada kenaikan tarif parkir bagi warga untuk mendorong kebijakan tersebut. "Tarif parkir nggak naik," urai dia.
Sebelumnya, Dishub DKI berencana melakukan uji coba pelarangan sepeda motor mulai dari Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat hingga Bundaran Senayan. Uji coba akan dilaksanakan pada September mendatang. (fdu/elz)