"Yang pertama pemerintah memberikan penyuluhan penyiapan lahan tanpa dibakar. Artinya meminimalkan dampak pembakaran," ujar Kepala Biro Humas KLHK Djati Witjaksono Hadi saat dihubungi, Selasa (8/8/2017).
Mengenai penyuluhan tersebut, Kasubdit PKLH (Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan) Sunarno pada kesempatan terpisah menyampaikan pihaknya sudah pernah memberikan pelatihan soal alternatif penyediaan lahan tanpa dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunarno juga mengatakan untuk meminimalisasi pembakaran lahan, pihaknya juga pernah memberikan penyuluhan soal pembuatan cuka kayu. Cuka kayu itu, kata Sunarno, bisa dihasilkan dari kayu-kayu di lahan yang tidak dimanfaatkan sehingga tidak dibakar begitu saja.
"Jadi bisa (kayu-kayu tersebut) dikonversi dalam satu tong. Kita kumpulkan dalam satu tong kita bakar kemudian didinginkan jadi cair. Ini cukup bagus, satu tong yang volumenya 20 liter itu bisa menghasilkan sekitar 200 ribu liter dalam 24 jam," kata Sunarno.
Cuka kayu diketahui banyak mengandung macam unsur hara mikro yang bermanfaat untuk tanaman. Meskipun bermanfaat, Sunarno menyebut pasar masih menjadi kendala. Pasalnya pasar yang bisa menerima produk ini belum tersedia.
"Jadi kendalanya di pasar. Coba kita jadikan koneksi. Kalau pasarnya terbuka masyarakat siap membuat cuka kayu ini akan cukup bagus," tutupnya. (hld/dhn)