"Yang perlu ditekankan di sini ialah yang terkait minta maaf. Tentu, bangsa kita yang sangat silahturahmi ini pasti kita sangat ingin memberikan maaf, namun kita harus bergantung pada konteks dan kontennya," ujar Wakil Ketua Fraksi NasDem Johnny G Plate, yang ikut dalam konferensi pers di kantor NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2017).
NasDem menyebut video pidato Viktor yang beredar dan menjadi viral telah diedit oleh pihak tertentu. Dengan dipotong-potong seperti itu, pidato Viktor, menurut Johnny, menjadi kehilangan makna dan substansinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ini terkait menjaga konstitusi negara, akan tapi karena beredarnya dokumen secara tidak lengkap, diedit dengan tujuan-tujuan tertentu yang berdampak pada beberapa pihak yang merasa dirugikan," imbuh Johnny.
NasDem memahami apabila ada kelompok yang mempermasalahkan video yang beredar itu. Viktor sendiri telah dilaporkan ke polisi secara resmi oleh PKS, Gerinda, PAN, dan sayap Partai Demokrat. Dia juga dilaporkan ke MKD dengan tuduhan menyalahi kode etik sebagai anggota Dewan.
"Kami tentu bersimpati kepada kelompok atau rekan-rekan partai politik yang tidak nyaman dengan beredarnya dokumen itu, kami memaklumi hal itu," tutur anggota Komisi XI tersebut.
Johnny kembali menegaskan maksud pidato Viktor bukan untuk menyudutkan pihak mana pun. Semangat pidato itu disebutnya untuk menjaga dan melindungi konstitusi negara Indonesia, yakni Pancasila sebagai ideologi, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Mengenai keberadaan Viktor saat ini, Johnny tak menjawab gamblang. Sejak masalah ini menjadi kontroversi, belum tampak keberadaan Viktor di publik.
"Klarifikasi, sudah menjadi masukan dari Pak Viktor sendiri, tapi itu tentunya juga menjadi hak personal Pak Viktor. Kalau ketemu, tentu dia bisa jawab sendiri," kata Johnny.
NasDem sudah menjelaskan pidato Viktor yang viral dia lakukan pada 1 Agustus lalu. Johnny menyebut, ketika itu Viktor sedang datang ke dapilnya di Kupang dalam rangka masa reses DPR.
"Viktor dalam masa reses, kunjungan. Waktu itu adalah kunjungan dalam masa reses sebagai anggota DPR RI," terang dia.
Saat ditanya apakah NasDem akan memberi sanksi kepada Viktor atas pidatonya, posisi partai pimpinan Surya Paloh itu masih sama. Tak akan ada sanksi dari NasDem karena pidato Viktor dinilai tidak ada yang salah.
"Selama tidak ada kesalahan, masak untuk menjaga keselamatan dan menjaga NKRI, masak harus dikasih sanksi? Kami akan mendukung penuh, untuk saat ini waktunya melihat Indonesia secara utuh dan kualitas demokrasi yang lebih baik," urai Johhny.
Ketua Tim Kajian NasDem Zulfan Lindan mengatakan hal yang sama. Dia juga memastikan elektabilitas partainya tidak menurun karena masalah ini.
"NasDem sama sekali tidak turun (elektabilitas), tidak tercemar. Saya kira nggak perlu (minta maaf). Dari sudut mana kita minta maaf?" tukas Zulfan dalam kesempatan yang sama.
Viktor Laiskodat (Ilustrasi: Zaki Alfarabi/detikcom) |
Sebelumnya, sejumlah pihak menunggu permintaan maaf Viktor karena pidatonya yang menyebut empat partai pro-khilafah. Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay meminta Viktor segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
"Di kalangan internal PAN sendiri, sejak awal beredarnya video tersebut sudah ada keinginan untuk menempuh jalur hukum. Namun sebagian ada yang meminta agar Laiskodat diberi kesempatan untuk meminta maaf," papar Saleh, Jumat (4/7).
Viktor sudah dihubungi via sambungan telepon soal pidatonya tersebut, namun yang menjawab adalah seorang perempuan yang diduga sekretarisnya. Perempuan itu mengatakan Viktor belum bisa menerima telepon karena masih melakukan kunker di dapilnya. (elz/van)












































Viktor Laiskodat (Ilustrasi: Zaki Alfarabi/detikcom)