WWF: Tembak Mati dan Kebiri Monyet di Boyolali Opsi Terakhir

WWF: Tembak Mati dan Kebiri Monyet di Boyolali Opsi Terakhir

Jabbar Ramdhani - detikNews
Senin, 07 Agu 2017 05:51 WIB
Penanganan monyet liar di Boyolai/Foto: kiriman warga
Jakarta - Kawanan monyet masuk ke pemukiman dan menyerang warga di Karanggede, Boyolali, Jawa Tengah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mempertimbangkan opsi kebiri hingga menembak mati monyet-monyet tersebut.

Direktur Konservasi World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Arnold Sitompul mengatakan, tembak mati dan kebiri adalah langkah terakhir dalam penanganan serangan monyet liar. Hal itu dilakukan jika sudah membahayakan manusia di sekitar lokasi tersebut.

"Itu jika sudah membahayakan masyarakat atau manusia di sekitarnya. Tahapan ini harus dilakukan dulu sebelum ambil keputusan apakah ditembak, apakah dikebiri," kata Arnold kepada detikcom, Minggu (6/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum hal itu dilakukan, Arnold mengatakan ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Hal pertama yaitu memastikan kondisi habitat dari monyet tersebut.

Menurutnya, alih fungsi lahan bisa menjadi penyebab munculnya konflik ini. Selain itu, monyet juga memiliki kemampuan beradaptasi termasuk makan makanan manusia. Tapi

"(Serangan terjadi) karena sudah terganggu. Jadi ini harus dilihat dulu apa penyebab hilangnya habibat mereka. Apakah karena habitatnya sudah jadi kebun? Kalau habitatnya sudah jadi kebun, orang yang menanam di kebun tersebut juga bisa dimakan hasilnya," ucap dia.

Selain mudah beradaptasi, monyet juga diketahui dapat berkembang biak dengan cepat. Namun, dia mengatakan insting monyet ialah hanya membutuhkan ruang untuk makan dan hidup.

Dia menduga, kondisi di hutan tidak ada kecukupan buah dan daun muda yang dapat jadi konsumsi sehingga membuat monyet datang ke kebun. Arnold mengatakan, warga harus diberikan edukasi untuk penanganan kasus seperti ini.

"Kemudian, perlu masyarakat sekitarnya diedukasi dalam hal menangani konflik satwa dan manusia. Misalnya, di kita ada teknik pengusiran oleh masyarakat sehingga tidak masuk ke kawasan pemukiman manusia," ucap dia. (jbr/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads