Kepada pihak polisi, Sentot mengaku mendapatkan bisikan-bisikan misterius. Sentot mengklaim mendapat bisikan untuk menjemput anak.
Atas pengakuan Sentot, polisi memeriksakan kesehatan Sentot. Baik kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa diperiksa oleh dokter dan psikiater.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum. Kan baru, masak separuh-separuh. Ada tiga dokter psikiater (yang memeriksa)," ujar Tuti saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (2/8/2017).
Model pemeriksaan psikologi Sentot, menurutnya, antara lain mengisi jawaban pertanyaan, menggambar, dan jenis tes lainnya dalam psikotes. Tuti menyebut pemeriksaan akan dilanjutkan kembali hari ini. Selama pemeriksaan, tak ada yang aneh dari perilaku Sentot.
"Biasa saja, nggak ada yang aneh. Kalau dia bisa ya dijawab. Kalau nggak ya dijawab," terangnya.
Tuti pun memastikan kasus ini merupakan murni kasus pidana. Tak kaitan lain dalam perkara itu.
"Murni karyawan ngambil bus, itu saja. Nggak ada kaitan yang lain," ucap Tuti.
Polisi pun tampaknya meragukan pernyataan Sentot soal bisikan yang diklaimnya. Menurut Tuti, tidak mungkin Sentot bisa membawa bus mulus sampai ke Pekalongan jika tidak dalam kondisi sadar. Meski begitu, polisi tetap memeriksakan kesehatan Sentot.
"Katanya begitu, nggak sadar tiba sampai Pekalongan. Tapi nggak mungkin kalau nggak sadar bisa mulus sampai Pekalongan. Terus dia ada bisikan-bisikan suruh ke pool Cijantung bawa bus, terus jemput anak-anak sekolah. Seperti itu ngomong-nya," sebut Tuti sebelumnya.
"Makanya nanti kita cek dulu ke psikiater. Masak kalau dia nggak sadar atau kemasukan apa gitu bisa mulus sampai sana, gitu, kan," imbuh Tuti. (elz/abw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini