"Pesan saya pada seluruh umat Islam radikal yang ingin mengganti kekuasaan dengan perang sabil, lupakan saja. Kalau ada pertumpahan darah, negeri ini bisa bubar," kata Amien usai mengisi pengajian akbar Muhammadiyah di halaman RS PKU Karanganyar, Jumat (21/7/2017).
Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta masyarakat untuk menggunakan cara-cara yang konstitusional dalam melakukan perlawanan. Amien mengaitkan pesan tersebut dengan polemik ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang diduga tidak selaras dengan Pancasila.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam ceramahnya, Amien juga menyebut peran sentral Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia. Kedua ormas Islam itu ia yakini tetap bersatu di dalam kebhinnekaan.
"Lihat saja di logo NU, itu surat Ali Imron ayat 103. Berpeganglah pada tali Allah dan jangan bercerai berai. Kalau Muhammadiyah andalannya Ali Imron ayat 104. Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung," tutupnya. (nvl/elz)