"HTI memang sudah nyata-nyata tidak setuju Pancasila, yang itu dibuktikan dari kegiatan kampanye khilafah dan sistem yang mau dibangun," kata Nusron melalui keterangan tertulisnya, Rabu (19/7).
Mantan Ketua Umum GP Ansor ini mengatakan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa adalah konsensus bersama segenap elemen yang turut berjuang dengan keringat serta tetesan darah untuk kemerdekaan. Karena itu, kata Nusron, ketika Pancasila sebagai dasar negara dirongrong oleh sebuah organisasi, sudah tepat bila pemerintah bertindak tegas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"HTI bukan ormas yang tumbuh dan besar di Indonesia. Tapi tumbuh di luar. Karena beroperasi di Indonesia, diberi nama Hizbut Tahrir Indonesia," ujarnya.
Menurut Nusron, Hizbut Tahrir merupakan organisasi transnasional yang datang ke Indonesia dengan membawa nilai-nilai yang tidak cocok dengan bangsa ini.
"Siapa yang bilang HTI tumbuh dan besar di Indonesia. Dia organisasi asing yang memaksakan tujuan di Indonesia, padahal organisasi itu ditolak di mana-mana. Masak anak-anak kita dibiarkan diracuni pemikiran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keindonesiaan," katanya.
Intinya, tutur Nusron, siapa pun, organisasi apa pun, ketika hidup di tanah Indonesia, harus mengikuti semua aturan yang diberlakukan. Bukan malah mengkafirkan pemerintah dan menolak ideologi Pancasila.
"Kalau kemudian ada organisasi yang dengan nyata-nyata menolak Pancasila, menuding pemerintah thoghut, dan mengkafirkan demokrasi, lalu ketika dibubarkan berteriak-teriak demokrasi dan HAM, itu bagaimana? Apa pemerintah harus diam ketika ada kegentingan di mana ideologi bangsa ini dirongrong?" ungkapnya.
Politikus yang juga Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I ini mengajak semua pihak mendukung dan melihat secara positif apa yang dilakukan pemerintah. "Ini semata-mata untuk menyelamatkan ideologi Pancasila dari rongrongan sebuah organisasi," tutup Nusron. (erd/fjp)











































