"Kejadian seperti ini sering terdengar terjadi. Kita sulit untuk verifikasi karena tidak ada laporan," kata juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir melalui pesan singkat, Selasa (11/7/2017).
Arrmanatha menyampaikan hal secara umum. Khusus untuk peristiwa yang menyangkut WNI berinisial RFR tersebut, dia menyerahkannya ke BNPT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arrmanatha juga menyebut, selain tidak ada laporan, para WNI itu berada di daerah perang. Pihak Kemlu kesulitan menjangkau kawasan konflik.
"Dan mereka berada di wilayah perang yang sulit untuk diakses," kata pria yang karib disapa Tata itu.
Sebelumnya diberitakan, otoritas Turki berhasil menemukan korban berinisial RFR dalam operasi antiteror di kediaman seorang anggota kelompok militan ISIS berinisial SY di Provinsi Adana, Turki. Surat kabar Turki, Hurriyet, melaporkan SY 'membeli' perempuan berusia 15 tahun itu dari orang tuanya di Istanbul untuk 'dinikahi'.
Korban dilaporkan sempat berbohong perihal nama dan jati dirinya, tapi aparat hukum Turki akhirnya mengetahui jati dirinya melalui catatan resmi atas nama dirinya di Istanbul.
Kantor kejaksaan Turki meminta keterangan korban sebagai bukti adanya dugaan kasus kekerasan seksual.
Penyelidikan terhadap kasus ini juga untuk menentukan apakah keluarganya terkait dengan ISIS atau tidak. Perempuan berusia 15 tahun itu dilaporkan akan diekstradisi ke Indonesia apabila prosedurnya sudah selesai. (ams/fjp)











































