juga mengalami 'teror' order makanan fiktif driver ojek online seperti Julianto Sudrajat. Dari cerita kedua pria itu keduanya sama-sama berkenalan dengan seorang wanita berinisial A. Lantas apakah sosok wanita ini sama?
Julianto Sudrajat mengaku berkenalan dengan wanita berinisial A melalui media sosial pada 2016. Komunikasi Julianto dengan A mulai intens setelah saling berkomentar melalui status Facebook (FB) hingga aplikasi pesan WhatsApp (WA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya lewat FB, awalnya kenalan, gini-gini, saya samperin ke rumahnya, ternyata lain dengan di fotonya, yaa udah saya tolak aja cintanya," terang Dafi kepada detikcom saat ditemui di kantor PPSU, Jalan KH Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2017).
Awal teror order fiktif Go-Food itu diduga juga karena asmara. Entah apa tujuannya, penolakan cinta A oleh pria pujaannya itu menjadi awal mula serangan teror order fiktif Go-Food.
"Hari ketiga silaturahmi dengan orangtuanya, ternyata orangtuanya pengen jodohin anaknya ke saya. Tapi saya nggak suka, dia bilang, 'Kalau kamu suka sama anak saya, saya jodohin'. Saya belum kasih jawaban, malamnya saya pulang," kata Dafi.
"Sampai di rumah saya jawab terus terang saya nggak suka sama si Arti lewat BBM, WA. Hari keempat, sorenya dia mulai neror, pertama kali (makanan) datang rumah, yang terima saya dan orang tua. Saya ngotot gak mau bayar, tapi orang tua bayarin," jelasnya.
Dafi menyebut A kemudian meminjam KTP miliknya dan difoto. Foto KTP Dafi itu kemudian beredar di Instagram (IG) dengan tuduhan melakukan penipuan. Kemiripan tersebut membuat Dafi berpendapat sosok wanita yang dikenalnya sama dengan Julianto.
"Eh dia minta KTP, ternyata tu buat difoto diedarin ke IG, penipuan lari dari tanggung jawab sama kayak korban yang pertama (Julianto)," bebernya.
Usai KTP, teror order fiktif makanan melalui driver ojek online juga dialami Dafi. Dafi mengaku belasan kali menerima order makanan yang dialamatkan padanya dan hanya membayar satu kali. Dia juga pernah mengantarkan pesanan makanan itu ke rumah A.
"Sampai di sana nggak tahu gimana saya cuma anterin, belum sempat ke sana. Cuma bayar sekali 19 kali saya tolak, sempat sekali saya anter ke rumah cewek itu," katanya.
Dafi mengaku mendapat kabar teror order makanan melalui driver ojek online dialami Julianto dari salah seorang temannya. Menurutnya modus teror itu juga mirip yang dialami dengannya.
"Saya dapat kabar dari teman, kasih tau saya, buka berita ternyata korbannya sama kayak saya," katanya.
Dafi berharap wanita yang menerornya dengan order fiktif Go-Food itu bisa ditangkap. Menurutnya, tingkah polah wanita itu sudah keterlaluan dan merugikan.
"Pengen tangkep aja pelakunya, kasian ojek online tanggung jawabnya, punya anak istri. Kasihan penghasilan kecil sampai ditipu, kan nggak bisa balikin lagi duitnya," harapnya. (ams/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini