3 Provinsi Siaga Darurat Karhutla, BNPB Kerahkan 12 Helikopter

3 Provinsi Siaga Darurat Karhutla, BNPB Kerahkan 12 Helikopter

Jabbar Ramdhani - detikNews
Kamis, 22 Jun 2017 15:21 WIB
Satgas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengerahkan 4 helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan di Kabupaten Bengkalis, Riau. (Foto: Dok. Satgas Karhutla Riau)
Jakarta - Musim kemarau diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus 2017. Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pun terus meningkat karena musim kemarau semakin kering.

Kondisi ini membuat gubernur dari tiga provinsi yaitu Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat menetapkan status Siaga Darurat karhutla. Untuk Riau menetapkan status siaga darurat dari 24 Januari-30 November 2017, Sumsel sejak 30 Januari-30 November 2017 dan Kalbar 1 Juni-31 Oktober 2017.

"Dengan menetapkan siaga darurat maka secara administrasi dan teknis dapat melakukan upaya kemudahan akses pengerahan sumber daya dan koordinasi dengan lebih mudah dalam penanggulangan karhutla," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya, Kamis (22/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Tim Karhutla Kerahkan 4 Heli Padamkan Kebakaran Lahan di Bengkalis

BNPB pun mengerahkan 12 helikopter water bombing dan dua pesawat hujan buatan guna mencegah dan menanggulangi karhutla di tiga provinsi tersebut.

"Di Riau ada sebanyak enam helikopter, yaitu empat helikopter di Pekanbaru dan dua helikopter di Dumai. Helikopter water bombing yang dioperasikan di Riau adalah jenis Sikorsky, MI-171, MI8 MTV-1, MI-172 dan Bolkow yang memiliki kapasitas 600-4.000 liter," ujarnya.

Sementara, di Sumsel dioperasikan 3 helikopter water bombing jenis MI-17 dan Bolkow, dan 2 pesawat terbang Casa 212 untuk hujan buatan. Operasi hujan buatan telah digelar di Sumsel sejak Kamis (8/6). Setiap hari awan-awan potensial di atas sekitar Sumsel disemai dengan bahan NaCl untuk dijatuhkan menjadi hujan. Sedangkan di Kalbar, dioperasikan 3 helikopter jenis Bel-214B, MI-8 dan Kamov yang berkapasitas 3.000-5.000 liter.

Baca juga: Satgas Karhutla Temukan Titik Api di Kawasan Taman Nasional Riau

"Pengerahan 12 helikopter water bombing dan 2 pesawat hujan buatan merupakan salah satu dari strategi operasi penanggulangan karhutla. Ada lima strategi yaitu operasi pemadaman di darat, operasi pemadaman undara, operasi penegakan hukum, operasi pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat," ungkap Sutopo.

Dia mengatakan, hingga saat ini jumlah hotspot (titik panas) yang terdeteksi oleh satelit sudah menunjukkan penurunan. Jumlah hotspot dari satelit Modis (Terra Aqua) dengan tingkat kepercayaan 80 persen. Artinya pada tahun 2015 ada sebanyak 2.810 titik, pada tahun 2016 sebanyak 1.917 titik, dan tahun 2017 sebanyak 157 titik.

"Selama tahun 2017 (hingga Juni 2017) terjadi penurunan hotspot sebanyak 1.681 titik atau 91,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016," ucapnya.

Baca juga: Satgas Karhutla Amankan Pria yang Diduga Pembakar Lahan

Begitu juga dengan luas hutan lahan yang terbakar juga menunjukkan penurunan. Luas hutan dan lahan yang terbakar pada tahun 2015 sebanyak 2,61 juta hektare, pada tahun 2016 sebanyak 438 ribu hektar, dan tahun 2017 sebanyak 15.983 hektar. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari 15.983 hektar hutan dan lahan yang terbakar terdapat di lahan gambut 5.922 hektar dan tanah mineral 10.061 hektar.

BNPB juga mengimbau pemerintah daerah seperti Jambi, Kalbar dan Kalteng untuk mempertimbangkan penetapan status siaga darurat bencana asap akibat karhutla tahun 2017 agar tidak terlambat seperti tahun 2015. (jbr/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads