Ajal pasti menghampiri setiap makhluk hidup, kapanpun dan di manapun. Apakah ada keutamaan orang yang meninggal di bulan Ramadan? Apakah ada keistimewaan baginya?
Menjawab pertanyaan itu, Ustaz Adi Hidayat Lc, MA menjelaskan dari dua sudut pandang. Sudut pandang yang pertama dilihat dari waktu.
"Waktu memang ada yang diistimewakan oleh Allah SWT, berbeda dengan waktu lainnya. Ada waktu harian seperti sepertiga malam, ada waktu bulanan, ada waktu tahunan, seperti Ramadan, waktu Ramadan banyak keistimewaan, jika amal saleh ditingkatkan maka pahala dilipatgandakan," jelas Ustaz Adi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka ini diukur pada bagian yang kedua, sebaik apa amal soleh yang dia kerjakan, ini yang paling penting. Apa Anda bisa katakan jika ada orang fasik, kriminal misalnya meninggal di bulan Ramadan dia istimewa? Bahkan mungkin ada orang kafir meninggal saat bulan Ramadan. Apa ini menandakan dia baik dalam pandangan Allah? Belum tentu. Ukuran kebaikan itu, kapanpun dia meninggal kita tidak bisa menentukannya. Karena Allah mengatur sesuai ajalnya," paparnya.
(Baca artikel dan tonton video lengkap serial #TanyaUstazAdi)
Ustaz Adi kemudian membaca Alquran Surat Al Araf ayat 34:
"Walikulli ummatin ajalun, fa-idzaa jaa-a ajaluhum laa yasta/khiruuna saa'atan walaa yastaqdimuuna"
Artinya:
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Berdasarkan ayat tersebut menurut Ustaz Adi, saat ajalnya tiba, dia tidak bisa memilih, mau maju atau mau lambat.
"Apakah Anda bisa katakan, 'Ya Allah kalau bisa tunda sedikit hingga Ramadan tiba?' Ajal bukan seperti pernikahan yang bisa Anda rencanakan, ajal kapan pun bisa tiba, satu menit sebelum Ramadan, mungkin Anda bisa meninggal," tuturnya.
"Poinnya adalah, jika Anda ingin meninggal dalam kebaikan, maka tingkatkanlah amal saleh, maka kapan pun Anda meninggal, maka Anda akan diwafatkan dalam keadaan khusunul khatimah," lanjutnya.
Ustaz Adi kemudian membaca Alquran Surat Al Fajr ayat 27-30:
"Yaa ayyatuhaa alnnafsu almuthma-innatu. Irji'ii ilaa rabbiki raadiyatan mardhiyyatan. Faudkhulii fii 'ibaadii. Waudkhulii jannat"
Artinya:
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabb-mu, dengan hati yang puas, lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku
Berdasarkan ayat tersebut, lanjut Ustaz Adi, bagaimana kita bisa dipanggil sebagai jiwa tenang, Anda harus sering mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam meningkatkan amal saleh.
"Jadi Ramadan, jika ada yang wafat di dalammnya, belum tentu jadi tanda kebaikan wafatnya, kecuali jika dia wafat dalam keadaan saleh," ungkapnya.
Anda bisa menyaksikan program tanya-jawab bersama Ustaz Adi setiap hari di ramadan.detik.com. Setiap hari, bakal ada satu video tanya-jawab yang ditayangkan serta jawaban ustaz. Semoga menambah ilmu dan manfaat di bulan penuh hikmah ini. (mpr/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini