Ini Karakteristik Belalang Kembara yang 'Teror' Bandara Waingapu

Ini Karakteristik Belalang Kembara yang 'Teror' Bandara Waingapu

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Selasa, 13 Jun 2017 06:34 WIB
Foto: Dok. Istimewa (Rooslinda R Lodji)
Jakarta - Serbuan belalang kembara ke Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, Sumba Timur, NTT, Sabtu (10/6) lalu membuat heboh warga setempat. Apa yang membedakan belalang kembara dengan belalang lainnya?

Pengamat pertanian dan hama Institut Pertanian Bogor Hermanu Triwidodo menyebut belalang kembara akan hidup secara soliter di waktu populasinya rendah. Jika populasi mereka banyak, ini yang menyusahkan.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk belalang kembara, kalau populasi rendah, hidupnya di fase soliter alias sendiri. Kalau banyak, masuk fase gregarious dan kompak menyerbu bareng dalam satu komando. Pada fase gregarious inilah yang paling merusak," kata Hermanu saat berbincang, Senin (12/6/2017) malam.

Hermanu menjelaskan soal metamorfosis belalang kembara. Belalang kembara punya tingkatan metamorfosis sebelum dewasa, mulai telur menjadi nimfa (serangga dewasa tak bersayap). Belalang kembara pun punya keunikan dalam hal bertelur.



"Telur diletakkan dalam tanah yang terbuka dan relatif gembur. Telur berumur paling cepat sekitar 2 minggu sebelum menetas menjadi nimfa. Tetapi telur hanya akan menetas jika kelembapan tanah mencapai tingkat tertentu. Hal ini untuk menjamin agar ketika menetas nimfanya terjamin makanannya," terangnya.

Belalang kembara dalam fase nimfa akan berganti kulit sebanyak lima kali sebelum menjadi serangga dewasa. Perkembangan menjadi serangga dewasa kurang-lebih memakan waktu lima minggu.

Jika terjadi kemarau panjang, akan terjadi penumpukan jumlah telur dan akan menetas bersama-sama ketika hujan telah turun dan kelembapan tanah cukup. Di Waingapu sendiri kebetulan terjadi kemarau panjang sehingga populasi belalang kembara pun meledak.



"Jumlah belalang yang jutaan akan bergerak bersama (jika masih dalam fase nimfa) seperti pasukan yang berbaris dan menghabiskan semua tanaman yang dilaluinya dalam hitungan jam, khususnya tanaman monokotil, seperti rumput, jagung, padi, dan lain-lain. Jika fase gregarious-nya sudah bersayap, akan terbang seperti awan hitam searah dengan arah angin, mendarat menghabiskan tanaman sambil meletakkan telur kemudian terbang lagi ke pertanaman selanjutnya," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, setelah menyerbu Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, Sumba Timur, NTT, belalang kembara mulai menyebar ke tanaman warga. Bupati Sumba Timur Gideon Mbiliyora mengatakan ribuan belalang tersebut kini masih beterbangan dan memenuhi tanaman warga. Pemerintah setempat juga berjanji menyemprot serangga tersebut dengan pestisida. (gbr/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads