Retno mengatakan, sejak terjadi pemutusan hubungan oleh negara-negara Arab pada 5 Juni 2017, dia berkomunikasi dengan beberapa menteri luar negeri negara sahabat, terutama menteri luar negeri yang berada di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di wilayah Teluk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjut Retno, Indonesia meminta semua pihak menahan diri serta mengutamakan dialog dan rekonsiliasi. "Kita meminta semua pihak untuk juga mengutamakan ukhuwah Islamiyah. Persatuan umat, terutama di dalam bulan suci Ramadan ini," ujarnya.
"Tidak lupa kita sampaikan adalah bahwa kita Indonesia siap membantu apabila memang diperlukan," tutur Retno.
Retno mengatakan salah satu menteri luar negeri yang diajak berkomunikasi olehnya adalah Menteri Luar Negeri Kuwait. Retno menyampaikan pesan terkait dengan kesiapan Indonesia membantu dalam konflik tersebut.
"Saya melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Kuwait untuk menyampaikan pesan yang sama. Tentunya, setelah kembali dari Saudi Arabia, saya akan melakukan komunikasi kembali dengan Menteri Luar Negeri Kuwait," ucapnya.
Retno menjelaskan, negara-negara yang dia ajak berkomunikasi menyambut baik niat Indonesia untuk membantu.
"Saya juga melakukan komunikasi dengan menteri luar negeri Saudi Arabia, Qatar, dan lain-lain. Jadi pesan Indonesia sudah saya sampaikan. Mereka sangat mengapresiasi itikad baik Indonesia untuk membantu dan komunikasi ini tentunya akan terus kita lanjutkan," kata Retno.
Retno pun menegaskan perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah merupakan hal yang sangat penting. "Tidak saja untuk kawasan tersebut, tetapi juga untuk dunia," ujarnya.
Retno menambahkan semua hal tersebut telah dia laporkan kepada Presiden Jokowi. "Jadi itu juga yang saya laporkan kepada Bapak Presiden mengenai perkembangan sampai saat ini seperti apa, bagaimana kita mengelola kepentingan kita yang terimbas dengan adanya perkembangan yang baru terjadi," ucapnya. (jor/aan)











































