"Dengan adanya adjustment yang harus dilakukan oleh penerbangan Qatar, maka juga berdampak oleh jemaah umrah Indonesia. Ini juga sudah kita kelola, Alhamdulillah sejauh ini belum muncul masalah yang signifikan," kata Retno saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Retno mengatakan, saat terjadi pemutusan hubungan sejumlah negara Arab ke Qatar pada 5 Juni 2017, dirinya langsung berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Alhamdulillah sementara ini dapat ditanggulangi dengan baik. Sementara yang akan berangkat juga dilakukan pengalihan-pengalihan juga dengan maskapai lainnya," jelasnya.
Sejak 5 Juni 2017, Retno juga melakukan komunikasi dengan beberapa menteri luar negeri negara sahabat. Terutama menteri luar negeri yang berada di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) di wilayah Teluk.
"Intinya adalah bahwa Indonesia menyampaikan concern-nya terhadap perkembangan yang saat ini terjadi," katanya.
Sebelumnya Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencari solusi dengan mengalihkan penerbangan ke maskapai lain yang bisa mengangkut jemaah tersebut ke Tanah Suci dengan lancar dan nyaman.
Akibat pemutusan hubungan diplomatik ini, Qatar Airways juga tidak bisa masuk ke Arab Saudi, tempat Kota Mekah dan Madinah sebagai kota tujuan ibadah umrah bagi umat Islam di seluruh dunia.
Kebijakan tersebut adalah memindahkan jemaah tersebut yang sebelumnya penumpang Qatar Airways ke maskapai lain yang mempunyai rute ke Arab Saudi, khususnya Riyadh dan Madinah. (jor/fdn)











































