Pengacara Habib Rizieq Bandingkan Transparansi dengan Kasus Ahok

Pengacara Habib Rizieq Bandingkan Transparansi dengan Kasus Ahok

Cici Marlina Rahayu - detikNews
Kamis, 01 Jun 2017 18:32 WIB
Tim pengacara Habib Rizieq (Foto: Cici Marlina Rahayu/detikcom)
Jakarta - Salah satu pengacara Habib Rizieq, Eggi Sudjana membandingkan penanganan kasus kliennya dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di tingkat penyidikan. Eggi menilai penanganan kasus Ahok berlangsung transparan dengan adanya gelar perkara sebelum penetapan tersangka.

"Sudi kiranya tahapan yang menurut Peraturan Kapolri ini tahun 2012 nomor 14 Pasal 69 dan 70, kita menginginkan gelar perkara," kata Eggi dalam jumpa pers di Jalan Tanah Abang III nomor 19, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).

[Gambas:Video 20detik]

Menurut Eggi, jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan ada diskriminasi. Apalagi saat kasus Ahok, lanjut Eggi, pihak pendukung juga boleh mengajukan ahli.

"Kalau ini tidak dilakukan maka diskriminatif semakin kentara, jelas terang benderang kita melihat kok Ahok sangat tranparan, dari pendukungnya boleh datangkan saksi ahli, kenapa buat Habib Rizieq tidak," tutur Eggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siapa yang membuat diskriminatif? Ini adalah pihak kepolisian," tegasnya.

Baca juga: Bantah Kriminalisasi Habib Rizieq, Polisi: Kami Bekerja Profesional

Eggi menguraikan, alat bukti yang ada di Polisi juga sudah dimodifikasi dan dianggap tidak sah lagi.

"Dari ilmu hukum lainnya alat bukti yang ditemukan itu kalau sudah dimodifikasi, itu bukan lagi alat bukti itu sudah tidak sah apalagi dikaitkan dengan elektronik," urai Eggi.

"Kita bisa datangkan ahli ahli, datangkan lawyer. Kita tercatat sekarang 720 lawyer yang tergabung. Dalam kesempatan ini kita tidak ingin juga tidak menghormati hukum. Terutama klien kami dianggap takut, dianggap lari dianggap menghindar dari pemeriksaan ini," imbuhnya.

Baca juga: Pengacara: Habib Rizieq Akan Pulang Usai Ramadan

Eggi melanjutkan, Habib Rizieq saat ini berada di Arab Saudi bukan karena takut. Namun untuk menghindari gaya radikalisasi.

"Saya nyatakan dengan tegas, namanya ulama habib Rizieq Shihab, bukan penakut, dia adalah panglima sekarang ada di Mekah bukan karena ketakutan tapi menghindari gaya radikalisasi, kalau habib tersentuh dan diperlakukan tidak adil seperti ini maka akan muncul pergerakan masif, dan bisa ada konflik horizontal," paparnya. (rna/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads