"Banyak orang bilang, Hizbut Tahrir itu omong doang, Hizbut Tahrir itu seperti mimpi di siang bolong, kalau lagi mimpi, biarin saja mimpi enggak usah diganggu. Kenapa kalau mimpi ditakuti, kalau ide khilafah itu utopis, kenapa ditakuti? Jangan-jangan enggak utopis," ujar Ismail dalam sebuah diskusi yang digelar di Maarif Institute, Jl Tebet Barat Dalam, Jaksel, Senin (22/5/2017).
Dalam kesempatan ini juga, Ismail mengungkapkan HTI justru banyak terlibat dalam membangun bangsa. Kegiatan-kegiatannya telah dilakukan untuk membantu masyarakat dari mulai isu-isu sosial hingga dimensi lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menegaskan bahwa HTI tidak anti Pancasila. Bahkan Ismail menyatakan justru yang seharusnya disematkan sebagai Anti-Pancasila adalah mereka yang korupsi dan melakukan gerakan separatisme.
"Korupsi, melindungi korupsi itu tidak sesuai dengan Pancasila, separatisme, membiarkan gerakan separatisme," tegasnya.
Selain itu, HTI juga membantah terkait adanya anggapan organisasi tersebut membuat kegaduhan di Indonesia. Menurut Ismail, dalam melakukan kegiatan, pihaknya telah menjalankan sesuai aturan yang berlaku dan tak pernah mempunyai catatan hukum.
"Kami bergerak di masyarakat berlangsung dengan santun dengan damai, tertib, semua dilakukan dengan prosedur, enggak pernah ada catatan hukum," katanya. (knv/fjp)