Namun setelah dicanangkannya program Kampung Ramah Anak, wilayah dengan luas 14.515 hektare tersebut mulai bersolek. Pembangunan talud (batu penahan tanah agar tidak longsor), saluran, dan kanstin (material beton untuk trotoar) jalan dicat warna-warni.
Pot-pot tanaman juga tertata dengan rapi di pinggir jalan. Ditambah sarana permainan anak-anak yang sekelilingnya dilengkapi tempat duduk yang menarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendrar menyambangi Kampung Ramah Anak tersebut dan mengapresiasi perubahan di sana, Selasa (9/5/2017) kemarin. Menurut Hendrar, latar belakang didirikan Kampung Ramah Anak karena belum ada tempat di Semarang yang dapat menampung anak-anak untuk bermain, belajar, dan berkumpul dengan teman sebaya.
"Banyaknya gadget membuat anak-anak kerap kehilangan waktu bermain dengan teman sebayanya. Sehingga diperlukan tempat khusus yang dapat bermain dan berkumpul bersama kedua orangtuanya maupun teman sebaya," kata Hendrar.
Lurah Kuningan Joko Sumarno menyatakan, fasilitas penunjang untuk anak-anak yang disediakan yakni taman bermain anak, gedung perpustakaan dengan ratusan koleksi buku bacaan fiksi maupun non fiksi. Bahkan setiap Minggu diadakan bimbingan belajar dengan pengajar dari karang taruna dan warga sendiri yang berprofresi sebagai guru. (nwy/ega)











































