Awal Mula 2 Siswa Asal Pati Teliti Singkong untuk Bangun Pesawat

Laporan dari Stuttgart

Awal Mula 2 Siswa Asal Pati Teliti Singkong untuk Bangun Pesawat

Agung Pambudhy - detikNews
Kamis, 04 Mei 2017 10:00 WIB
Foto: Raffi dan Suprihatin Sukses Teliti Singkong Untuk Bangun Pesawat dan Kapal (Agung-detikcom)
Stuttgart - Satu lagi anak bangsa yang sukses buat dunia tercengang. Dialah Suprihatin (18) dan Raafi Jaya Sutrisna (19), dua bocah desa dari SMA PGRI 2 Kayen, Pati, sukses membuat para ahli fisika dan peneliti dunia tercengang.

Dua anak ini mampu mengalahkan peneliti muda dari 35 negara, Dengan temuannya berupa komposit dari kulit singkong dan serat pohon pisang. Mereka mengolah limbah kulit singkong dan batang pisang menjadi bahan baku pesawat dan kapal.

Awal Mula 2 Siswa Asal Pati Teliti Singkong untuk Bangun PesawatFoto: Raffi dan Suprihatin Sukses Teliti Singkong Untuk Bangun Pesawat dan Kapal (Agung-detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ide brilian ini muncul ketika kedua siswa ini melihat banyaknya kulit singkong yang dibuang begitu saja oleh warga setelah diolah untuk bahan pembuatan tepung. Selama ini Kabupaten Pati dikenal sebagai salah satu penghasil ketela atau singkong terbesar di Jawa Tengah.

"Limbah kulit singkong di kabupaten (Pati) kami mencapai 10 ton dalam setiap bulannya. Limbah itu semakin hari semakin menumpuk. Dari situ kami berpikir memulai riset kami, dari bahan yang semula limbah menjadi karbon aktif kulit singkong, Setelah melalui beberapa uji coba dan literatur ternyata limbah kulit singkong mengandung serat yang cukup baik sebagai bahan komposit," ujar Raafi saat studi trip di Stuttgart, Jerman, Kamis (4/5/2017).

"Selain kulit singkong, limbah batang pisang juga dapat dimanfaatkan. Batang pisang yang telah dikumpulkan kemudian diambil seratnya satu per satu. Setelah itu dipotong-potong sekitar dua milimeter. Serat batang pisang dan kulit singkong kemudian dicampurkan menggunakan resin dan katalis. Lalu menggunakan komposit tertentu, jadilah komposit dari limbah batang pisang dan kulit pisang sebagai bahan alternatif industri otomotif kapal maupun pesawat" Jelas Suprihatin rekan setim Raafi.

Komposit yang berasal dari bahan alami ini mereka klaim lebih efisien, ringan, kuat dan tahan api, sehingga terbuka kemungkinan untuk digunakan untuk industri secara luas.

Raafi menegaskan akan terus mengembangkan temuan mereka tersebut sehingga bisa segera diaplikasikan dalam industri otomotif dan industri lainnya secara luas.

"Jika berhasil diaplikasikan, Indonesia bisa menjadi produsen pembuatan komposit dari serat alam. Mengurangi penggunaan fiberglass dan menggantinya dengan menggunakan serat alam," kata Raafi yang kini duduk sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.


Awal Mula 2 Siswa Asal Pati Teliti Singkong untuk Bangun PesawatFoto: Raffi dan Suprihatin Sukses Teliti Singkong Untuk Bangun Pesawat dan Kapal (Agung-detikcom)


Temuan mereka ini telah mendapat medali emas dalam ajang International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) 2016 di Georgia, April tahun lalu. Mereka berhasil menyingkirkan lebih dari 100 proyek ilmiah milik 35 negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Jerman, Slovakia, Bosnia, dan Denmark.

Berkat penelitiannya, mereka mendapatkan hadiah dari Bosch Indonesia untuk melakukan studi trip melihat lokasi kerja dan pusat penelitian Bosch di Stuttgart Jerman hingga 6 Mei 2017. (pam/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads