"Ya kan pengen bantu suami saja," kata Wasito saat ditemui detikcom di dalam Kopaja-nya yang melaju di Jalan Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/4/2017).
Wasito bekerja menjadi kernet Kopaja untuk membantu suaminya. (Cici Marlina Rahayu/detikcom) |
Ia mengaku bantuannya ini agar suami tidak membayar jasa kernet lagi. Alasannya, penghasilan suaminya hanya Rp 60.000 bila penumpang sedang sepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaya Wasito saat bekerja menjadi kernet. (Cici Marlina Rahayu/detikcom) |
Wasito mengatakan dia sudah 1 tahun menjalani profesi ini. Keempat anaknya ditinggalkan di rumah demi penghasilan keluarga tercukupi.
"Saya mah sudah 1 tahun, kalau anak-anak sekolah, saya punya 4 anak, yang paling besar mau bekerja, SMA, SMP, dan paling kecil IV SD," ucapnya.
Suka-duka juga mewarnai pekerjaan Wasito sebagai kernet Kopaja. Ia bercerita pernah terjatuh dari tangga Kopaja, namun hal itu tak menggoyahkan semangatnya untuk terus bekerja demi keluarga tercinta.
"Harapannya ya pengen makmur, nggak dijajah lagi, pengen cukup saja, saya ikhlas menjalankan seperti ini," tuturnya.
Sama halnya dengan Bandiyah, ibu 3 anak yang berumur 42 tahun. Ia memulung barang bekas di sekitar Blok M dan sekitarnya demi membantu suami.
"Saya pemulung, suami juga bawa gerobak, anak saya 3 di rumah dua. Ini yang terakhir saya bawa, kasihan kalau ditinggal," kata Bandiyah saat ditemui detikcom di Jalan Senjaya 1, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/4).
Bandiyah mengatakan, walaupun penghasilannya pas-pasan, ia merasa senang dapat membantu suami. Bandiyah juga menyampaikan, sebagai perempuan, dia merasa bangga bisa bekerja sama dengan suami.
"Saya kerja sama dengan suami, saya senang, bangga, jauh-jauh dari Pulogadung, tapi bisa kerja sama sama suami," tuturnya.
"Walau sehari dapat 30 ribu, tidak apa-apa, pengennya ya hidup layak, pengen kan kerja sama bantu suami saja," kata Bandiyah. (ams/ams)












































Wasito bekerja menjadi kernet Kopaja untuk membantu suaminya. (Cici Marlina Rahayu/detikcom)
Gaya Wasito saat bekerja menjadi kernet. (Cici Marlina Rahayu/detikcom)