OSO-Novanto-Zulkifi, Ketum Parpol Propemerintah yang Pimpin Parlemen

OSO-Novanto-Zulkifi, Ketum Parpol Propemerintah yang Pimpin Parlemen

Indah Mutiara Kami - detikNews
Selasa, 04 Apr 2017 10:11 WIB
Novanto, Oesman Sapta, Zulkifli Hasan (Foto: dok. detikcom)
Jakarta - Ketum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) dipilih sebagai aklamasi menjadi Ketua DPD dini hari tadi. Dengan demikian, kini kursi pimpinan parlemen, yaitu MPR, DPR, dan DPD, diduduki oleh ketum parpol yang merupakan pendukung pemerintah.

OSO bersama Nono Sampono dan Darmayanti Lubis terpilih jadi pimpinan DPD setelah sidang paripurna yang diawali dengan ricuh dan penuh ketidakpastian. Suasana ricuh muncul karena masih ada perbedaan pendapat soal masa jabatan pimpinan DPD antara 2,5 tahun atau 5 tahun. Putusan MA yang sudah membatalkan Peraturan DPD No 1/2016 dan Peraturan No 1/2017 diabaikan, dan para anggota tetap memilih pimpinan baru.

Baca Juga: Oesman Sapta Terpilih Menjadi Ketua DPD Gantikan Mohammad Saleh

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OSO adalah anggota DPD asal Kalimantan Barat yang saat ini juga duduk sebagai Wakil Ketua MPR. Pada Desember 2016, OSO, yang baru 1 bulan jadi kader Hanura, kemudian terpilih secara aklamasi sebagai Ketum Partai Hanura menggantikan Wiranto lewat proses pemilihan pada 22 Desember 2016 dini hari.

Ini menjadi sejarah, yaitu pertama kali kursi Ketua DPD diduduki oleh ketum parpol. Di sisi lain, kursi pimpinan parlemen diisi oleh ketum parpol sebenarnya pernah terjadi pada periode 2014-2019 ini.

Kursi Ketua DPR sudah lebih dahulu diduduki oleh ketum parpol, yaitu Setya Novanto, yang memimpin Golkar. Novanto awalnya jadi Ketua DPR sejak awal periode sidang pada 2014, namun skandal 'papa minta saham' membuatnya mundur dan digantikan oleh Ade Komarudin. Di tengah masa-masa menjadi anggota DPR itu, Novanto terpilih jadi Ketum Golkar pada bulan Mei 2016 lewat Munaslub Golkar di Bali. Dia mengalahkan Ade Komarudin, yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPR.

Pada November 2016, Novanto kembali menduduki posisi Ketua DPR setelah melewati dinamika panas dengan Ade Komarudin. Sah, posisi Ketua DPR diisi oleh ketum parpol.

Sebelum OSO dan Novanto, ada Zulkifli Hasan, yang lebih dulu memegang dua posisi, yaitu sebagai ketum parpol dan pimpinan parlemen. Zulkifli terpilih sebagai Ketua MPR lewat proses pemilihan pada awal periode sidang pada 2014.

Kemudian, pada Maret 2015, Zulkifli terpilih jadi Ketum PAN menggantikan Hatta Rajasa. Baik kursi ketum parpol maupun Ketua MPR kini diduduki Zulkifli dengan mantap.

Apa persamaan lain dari ketiganya selain menduduki posisi ketua parlemen dan ketum parpol? OSO, Novanto, dan Zulkifli adalah ketum parpol yang mendukung pemerintah.

Lalu, bagaimana nantinya hubungan antara eksekutif dan legislatif setelah parlemen dipimpin parpol pendukung pemerintah? (imk/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads