Zakir Naik: Luruskan Kembali Arti Jihad dan Fundamentalis

Zakir Naik: Luruskan Kembali Arti Jihad dan Fundamentalis

Hasan Adi - detikNews
Senin, 03 Apr 2017 10:53 WIB
Foto: Hasan Adi/detikcom
Bantul - Ulama kenamaan, Zakir Naik, menilai saat ini banyak perspektif dan pengertian yang salah mengenai Islam. Menjadi kewajiban umat Islam untuk meluruskan berbagai pandangan keliru tersebut. Di antara yang sering salah dipahami orang-orang di luar Islam adalah pengertian jihad dan fundamentalisme.

"Jihad tak lain berarti berjuang bersungguh-sungguh. Jihad itu berasal dari kata jahada, yang berarti berjuang dengan sungguh-sungguh," kata Zakir Naik saat menyampaikan ceramah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (3/4/2017).

Merujuk pengertian itu, kata Zakir, setiap orang sebenarnya juga melakukan jihad, tidak hanya muslim. Untuk orang-orang di luar Islam, seperti melakukan jihad atas bidang yang dikerjakannya. "Bedanya, orang Islam jihad untuk kebaikan, jihad fisabilillah," paparnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Ceramah di Yogya, Zakir Naik Puji Muslim Indonesia

Bukan hanya pengertian jihad, menurut Zakir, sekarang banyak orang yang tak paham dengan arti fundamentalis. Padahal fundamentalis adalah usaha bersungguh-sungguh dalam mempelajari suatu hal.

"Seperti seorang dokter yang bersungguh-sungguh mempelajari ilmu kedokteran, itu seorang fundamentalis," sebutnya.

Sebab itu, tidak pada tempatnya istilah fundamentalis hanya dikaitkan dengan Islam, apalagi fundamentalis dalam Islam kerap disandingkan dengan pemikiran ekstrem. "Kalau berdasarkan kamus Oxford, fundamentalis adalah orang yang berpegang teguh pada kitab suci agama mana pun," lugasnya.

Baca Juga: Ribuan Orang Saksikan Zakir Naik di Yogya via Live Streaming

Selain itu, Zakir menyinggung soal intoleransi yang selalu dilekatkan pada Islam. Terkait hal ini, dia tidak menampiknya lantaran memang Islam tidak toleran terhadap sesuatu berbau prostitusi, kejahatan, kemiskinan, atau minuman keras.

"Islam sangat tidak intoleran terhadap yang namanya ketidakadilan. Agama Islam sering diasosiasikan sebagai agama teroris. Dalam berkampanye yang disampaikan, mereka (media internasional) menyebut sedang berperang untuk perdamaian," tutupnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads