"(Tarik tunai) kan itu hanya untuk keluarga yang tidak mampu dan yang mengalami bencana," kata Sandiaga di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (30/3/2017).
Sementara itu, menanggapi komentar calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat yang mengkhawatirkan pengawasan uang di KJP Plus, Sandiaga mengaku telah mengupayakan sistem untuk mencegahnya. Ia juga akan mengajak warga ikut aktif mengawasi penggunaan kartu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya diberitakan, cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mempertanyakan program KJP Plus yang diusung pesaingnya, Sandiaga Uno, dalam setiap kampanye. Menurutnya, jika KJP bisa digunakan untuk tarik tunai, hal itu tidak akan terkontrol.
"Silakan saja itu KJP Plus, cuma fungsinya harus bisa mendidik anak-anak biar rajin sekolah, tepat sasaran, dan tidak disalahgunakan. Makanya itu tidak boleh ditarik tunai sembarangan, karena nanti kita tidak bisa mengetahui uang itu untuk apa saja dan tidak termonitor," ujar Djarot di Jl Cengkeh, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (30/3).
Menurut Djarot, saat ini KJP sudah diberikan kepada 530 ribu anak-anak di Jakarta dan penggunaannya terpantau oleh sistem.
"Saat ini ada 530 ribu KJP yang sudah disebar. Kalau ditarik tunai sembarangan, bagaimana memantaunya kalau tidak menggunakan sistem yang terpadu. Kedua, untuk yang tidak sekolah, tidak mendapat KJP. Jadi kita dorong mereka untuk mau sekolah atau kalau mau kursus kita ada balai pelatihan yang terintegrasi," jelas Djarot. (fdu/jor)











































