Ahmad merantau dari Semarang ke Jakarta sejak 2007 dan saat itulah dia mulai menyelamatkan kucing-kucing yang telantar di jalanan Ibu Kota. Kini dia telah merawat 57 ekor kucing.
"Saya itu menyelamatkan kucing-kucing sakit, yang kurus nggak makan, yang luka ketabrak motor. Itu saya itu menyelamatkan kucing kampung, kucing jalanan," ujar Ahmad saat ditemui detikcom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2017) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ahmad mengatakan tidak tega melihat kucing yang dirawatnya belum makan semua. "Kalau saya kucing dulu yang makan, baru saya. Ya kan kucing juga merasa lapar kan. Itu kan suka-duka kita sama. Kalau misal kucing itu bisa bicara, dia bilang, 'Lindungilah saya, sayangilah saya'. Makanya main tendang, main lempar, itu nggak boleh," selorohnya.
Ada pula kisah ketika kucing-kucing tersebut sakit. Ahmad ingin membawanya ke dokter hewan, namun sempat ditolak. Mengapa?
"Karena saya pakaian saya gini dan bawa karung. Dokter itu nolak, alasannya biayanya mahal, ini kan kucing kampung. Terus apa bedanya sama kucing ras. Mungkin dia mengira saya nggak bisa bayar karena mahal. Kedua, karena saya membawa karung dan saya pemulung. Mungkin kalau saya membawa kandang dan pakai mobil mewah mungkin beda," lirih Ahmad.
Kini, semua kucing Ahmad tampak sehat. Secara rutin, Ahmad memberikan makan buat kucing-kucingnya. Dia bercerita sesekali ada dari komunitas pencinta binatang yang memberikan bantuan. Bantuan itu berupa makanan dan obat-obatan.
"Ada yang memberikan makanan kucing, obat-obatan. Mereka seminggu sekali ada yang datang. Niat saya sudah tulus menyelamatkan kucing seperti ini," tuturnya.
Pada akhir perbincangan, Ahmad mengaku bahagia dapat merawat kucing-kucingnya di tengah kondisi ekonomi yang terbatas. Ia menjamin kucing-kucing tersebut tidak ada yang telantar.
![]() |