Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan banyak keluhan masyarakat terkait banyaknya lubang di Jawa Tengah. Warga menyindir rusaknya jalan dengan menamainya sebagai 'Destinasi Jeglongan Sewu', menanam pohon pisang di jalan berlubang, atau memancing di genangan air di jalan berlubang.
"Bagi saya itu energi, rakyat mengingatkan kita, pemerintah, untuk bekerja lebih baik," kata Ganjar saat memberikan sambutan di acara penandatanganan surat perjanjian kontrak paket-paket pekerjaan jalan dan jembatan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah APBD tahun anggaran 2017, yang bertempat di kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jumat (24/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alokasi dana APBD untuk pekerjaan konstruksi, pengadaan barang dan jasa, serta jasa konsultasi yaitu Rp 849.519.413.000. Perinciannya yaitu untuk pemeliharaan rutin jalan, rehabilitasi jalan, peningkatan jalan dan penggantian jembatan provinsi, pemeliharaan rutin jembatan, dan rehabilitasi jembatan serta gorong-gorong.
"Memang pemeliharaan rutin jalan cukup panjang, 2.261 km," tandasnya.
Ganjar menegaskan pihaknya memang berpacu untuk memperbaiki dan menambal lubang jalan. Sudah ada laporan korban kecelakaan yang tewas akibat menghindari lubang.
"Sekitar 18 ribu lubang di Jawa Tengah, mungkin ini sudah (ditambal) 10 ribu. Akhir bulan mungkin tertutup. Menunggu pemberesan pekerjaan utama. Ini kan perawatan. Ini kejar-kejaran dengan cuaca," jelas Ganjar.
Terkait jalan rusak yang masuk kategori jalan nasional, Ganjar mengaku sudah 'cerewet' kepada kementerian terkait, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Salah satu hasilnya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, yang sebelumnya untuk Jatim, Jateng, dan DIY hanya ada satu di Surabaya, kini ada di tiap daerah.
"Untuk Jateng-DIY, kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional berada di Semarang. Lebih dekat sekarang," pungkas Ganjar. (alg/bag)











































