Soal Palu-Arit di Pamekasan, PWNU Jatim Minta Polisi Usut Tuntas

Soal Palu-Arit di Pamekasan, PWNU Jatim Minta Polisi Usut Tuntas

Rois Jajeli - detikNews
Jumat, 10 Feb 2017 17:22 WIB
Kapolda dan Ketua PWNU Jatim dalam acara silaturahmi PWNU (Rois/detikcom)
Surabaya - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur meminta aparat kepolisian mengusut temuan gambar palu-arit di Desa Bilaan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Dia menegaskan paham komunis tidak dibenarkan hidup di Indonesia.

"Itu urusannya pak polisi, nanti yang mengusut kebenarannya. Kalau itu benar, ya harus jelas diselidiki," kata Ketua PWNU Jatim KH Mutawakilallah kepada wartawan seusai acara Silaturahmi PWNU Jatim di kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar, Surabaya, Jumat (10/2/2017).

Ia menerangkan konsensus dari para pendiri bangsa, termasuk dari para ulama, dengan Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan konsensus RI. Dia menjelaskan siapa pun yang hendak hidup di bumi pertiwi ini harus percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi mereka yang tidak mau bertuhan seperti komunis, Indonesia bukan tempatnya," tuturnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Kabupaten Probolinggo, ini menilai penyebaran palu-arit ke tengah masyarakat terkait dengan pertarungan negara-negara besar dalam berkompetisi global.

"Ini dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional dan dapat merapuhkan ketahanan nasional. Ini harus diwaspadai," jelasnya.


Kapolda Sebut Gambar Palu-Arit Sebagai Bentuk Adu Domba


Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menduga, penyebaran gambar palu-arit (simbol PKI) yang ditemukan di Pamekasan, Madura, ada upaya adu domba antara aparat dengan aparat dan masyarakat.

"Indonesia ini sangat besar dan sudah disepakati bersama rakyat Indonesia menolak adanya PKI," kata Irjen Pol Machfud Arifin di lokasi yang sama.

"Itu ada upaya ado domba, mungkin bisa antara aparat dengan aparat dengan masyarakat," tuturnya.

Dia juga menilai ada ingin yang memperkeruh suasana di Madura. Apalagi saat adanya temuan gambar palu-arit di Pamekasan bersamaan harinya dengan kehadiran Rois Aam PBNU yang juga Ketua MUI Pusat KH Ma'ruf Amin di Sampang.

"Pada saat ada kiai Ma'ruf Amin ke sana (Madura) kok ada itu," tuturnya.

Machfud menegaskan, sampai saat ini kepolisian masih terus menyelidiki temuan gambar palu-arit. "Masih lidik. Saya belum dapat laporan dari bawah," tandasnya. (roi/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads