"Dalam komitmen kami, dinyatakan gerakan kami tidak sedikit pun bertujuan menggulingkan pemerintahan (atau) menjatuhkan pemerintahan. Justru sebaliknya, komitmen umat Islam kami dedikasikan bersama Menko Polhukam untuk kebaikan negeri dan tegakkan keadilan," ujar Bachtiar setelah mengikuti pertemuan tertutup bersama Wiranto di Jl Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2017).
Komitmen ini dilakukan dengan kesepakatan mengenai penegakan hukum yang berkeadilan. Penegakan hukum, sambung Bachtiar, tidak boleh timpang karena bisa menimbulkan gejolak di masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, mengenai kegiatan 11 Februari atau aksi 112, Bachtiar menegaskan kegiatan dipusatkan di Masjid Istiqlal. Rencana aksi yang semula direncanakan dengan long march dibatalkan.
"Jadi tidak boleh ada hal-hal yang bisa mengganggu ketertiban umum, menimbulkan provokasi. Kita akan kerja sama dengan aparat, menjaga kebersihan masjid negara. Dengan ini kami pertegas, tidak ada long march. Jika ada, itu di luar agenda GNPF dan kami menyerahkan itu kepada aparat," terang Bachtiar.
Pertemuan Wiranto dengan para tokoh Islam, termasuk imam besar Front Pembela Islam, disebut Menko Polhukam Wiranto, sebagai silaturahmi untuk mempererat hubungan. Dalam pertemuan dibahas mengenai kondisi bangsa.
(fdn/fjp)