"Saya selalu mengatakan bahwa demokrasi dapat surut, dapat disurutkan, tapi tidak dapat dilenyapkan, tidak dapat dimatikan karena itu bagian tatanan kehidupan kemanusiaan," ujar Bagir dalam seminar Persiapan Penyelenggaraan World Press Freedom Day (WPFD) 2017 di Baileo Siwaluma, Karang Panjang, Ambon, Maluku, Selasa (7/2/2017).
Saat reformasi, Bagir menyebutkan pers mempunyai peran penting. Pers dianggap sebagai salah satu pilar yang mengingatkan masyarakat akan pentingnya kemerdekaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Bagir pun mewanti-wanti bahwa demokrasi juga dapat surut. Ada tiga hal yang harus diperhatikan yang dapat menyebabkan demokrasi surut.
"Pertama, kebebasan yang berlebihan, berlebihan menggunakan kebebasan. Kedua, terlalu banyak berprasangka. Ketiga, kalau demokrasi ditangani oleh orang-orang yang tidak kompeten," kata Bagir.
Terkait dengan WPFD 2017, Bagir juga mengingatkan peserta agar dapat memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Pers harus bisa jujur, disiplin, taat hukum, dan harus ada pengertian serta saling menghormati.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017. Peringatan HPN kali ini mengambil tema 'Pers dan Rakyat Maluku Bangkit dari Laut'.
Berbagai kegiatan diselenggarakan dalam perayaan kali ini, antara lain pameran HPN dan Maluku Expo 2017, bakti sosial dan pengobatan massal, seminar dan diskusi, serta konvensi media. Acara ini berlangsung pada 6-9 Februari. Kegiatan puncak, pada 9 Februari, rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. (rna/rvk)