"Yang jelas bukan TNI, Menlu akan kirim orang untuk selidiki," jelas Ryamizard seusai rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).
Sementara itu, ditemui terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin menjelaskan, saat pasukan Indonesia melewati mesin X-ray, barang yang ditemukan oleh otoritas Sudan itu sudah tergeletak di situ. Hasanuddin menjelaskan saat itu tiba-tiba aparat mendatangi tim FPU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purnawirawan TNI AD itu menjelaskan biasanya dalam misi khusus setiap pasukan diberi tas dengan lambang dan warna tertentu. Sementara itu, temuan di lapangan menyebutkan barang yang dituding milik anggota FPU berbeda.
"Sepengetahuan saya, setiap ada pengerahan pasukan seperti itu dalam UN mission harus ada ransel warna apa dan lambang apa, ini tidak diakui. Kedua, gila saja kalau polisi dan aparat menyelundupkan bahkan model granat masuk pesawat. Ya ngeri jugalah," papar dia.
Politikus PDIP itu menambahkan senjata yang dituding milik anggota FPU VIII itu lebih jelek dibanding milik Indonesia. Dia menduga ada hal ganjil dalam kasus tersebut.
"Ketiga, senjatanya itu bekas, jelek, jauh lebih bagus punya kita. Ada sesuatu yang harus kita gali," ujarnya.
"Sekarang Duta Besar dan Mabes Polri sedang minta akses dan insya Allah malam ini akan investigasi bersama," tutup dia. (ams/nkn)