Dilihat detikcom, Kamis (26/1/2017), akun tersebut mengunggah 2 video dan foto seorang anak yang kupingnya memerah. Di video pertama, seorang perempuan terlihat menjewer anak dengan keras. Di video kedua, perempuan yang menjewer tampak bertemu dengan atasan atau guru. Akun tersebut menuliskan "Sekolah Chandra Kusuma Medan".
Posting-an tersebut di-share puluhan ribu netizen. Juga mengundang ribuan komentar nyinyir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
detikcom meminta konfirmasi Chandra Kusuma School, yang beralamat di Jalan Cemara, Medan. Saat tiba di sekolah, detikcom bertemu dengan petugas satpam yang mengaku tahu peristiwa sebagaimana video dan foto di media sosial tersebut. "Gurunya sudah tidak di sini," katanya sambil meminta detikcom meminta konfirmasi kepada perwakilan sekolah.
Di ruang resepsionis, detikcom ditemui pegawai marketing Chandra Kusuma School bernama Cinta. "Oh itu, peristiwa lama. Tidak perlu diungkit lagi. Kami tidak tahu kenapa beredar lagi," kata Cinta.
Cinta enggan membicarakan lebih jauh. Guru yang ada di video, kata Cinta, sudah tidak lagi mengajar. "Kejadiannya sudah lama, (tahun) 2016," kata Cinta.
Berdasarkan penelusuran detikcom, guru menjewer murid memang terjadi pada 2016, tepatnya pada Mei. Atas desakan orang tua siswa, guru tersebut dipecat.
Cinta menyarankan detikcom melihat langsung keterangan resmi di website sekolah karena agak lupa dan segera mengikuti pertemuan. Berikut ini keterangan tertulis dari website tentang kejadian tersebut:
Hari ini, 3 mei 2016, telah terjadi insiden di Sekolah Chandra Kusuma yang melibatkan seorang guru agama budha dengan beberapa siswa. Dengan alasan melakukan pembinaan guru tersebut telah lepas kendali dan memberikan hukuman fisik kepada mereka.
Sekolah Chandra Kusuma tidak memperkenankan terjadinya pemberian hukuman fisik sesuai dengan UU no 23 pasal 80 tahun 2002 tentang perlindungan anak, dan senantiasa mengedepankan metode pembelajaran tanpa kekerasan. Kami selalu menerapkan ini kepada semua guru di semua level pendidikan baik di Children Garden, primary, maupun Secondary. Selain itu, kami juga mempunyai "Kindness Program" yg mengajarkan kebaikan baik kepada guru maupun siswa. Keselamatan semua murid adalah sangat penting bagi kami. Oleh karena itu kami sangat menyayangkan peristiwa tersebut terjadi.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada respon cepat yang telah dilakukan oleh siswa dan orangtua sehingga masalah ini bisa segera ditangani. Sekarang ini guru yang bersangkutan sudah dinonaktifkan demi penyelidikan lebih lanjut.
Jika ada orangtua atau siswa yang memiliki informasi mengenai kejadian ini atau sebelumnya memiliki masalah yang serupa tetapi belum terselesaikan dapat menghubungi Sekolah Chandra Kusuma di (061) 6616765 dengan Ms. Fransisca. Semua informasi akan diperlakukan secara rahasia (confidential).
Melanjutkan pemberitahuan kami pada tanggal 3 Mei 2016 yang lalu, perihal insiden yang melibatkan beberapa siswa dan seorang guru Agama Budha, dengan ini kami sampaikan bahwa kasus tersebut sudah ditangani dengan baik melalui mediasi dengan pihak-pihak yang terkait dan guru yang bersangkutan telah dinonaktifkan.
Perlu kami informasikan bahwa mediasi apapun yang dilakukan oleh sekolah Chandra Kusuma sangat bersifat tertutup, rahasia dan bukan untuk konsumsi publik. Karena itu kami sangat menyayangkan tersebarnya video mediasi antara guru dan orangtua oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Untuk itu kami perlu mengklarifikasi beberapa hal berikut ini :
1. Sekolah Chandra Kusuma selalu mengedepankan azas transparansi dalam menghadapi kasus apapun sehingga tidak pernah menutup-nutupi dan memberi kesempatan kepada pihak yang bertikai untuk memberikan klarifikasi langsung. Peristiwa mediasi dimana orangtua dipertemukan dengan guru tersebut sudah melalui prosedur yang seharusnya serta telah disetujui oleh kepala sekolah dan guru yang bersangkutan.
2. Sekolah Chandra Kusuma berkomitmen penuh dalam menjaga kualitas pendidikan dan keselamatan anak didik. Dalam kasus ini guru tersebut terbukti memberikan hukuman yang sudah menjurus kepada perbuatan yang menyakiti baik secara fisik maupun psikis sehingga perlu dilakukan tindakan "penonaktifan" demi kebaikan semua pihak.
3. Dalam proses perekrutan dan penempatan guru, selain kemampuan akademis dan sejarah pendidikan seorang guru, Sekolah Chandra Kusuma juga sangat menitik beratkan kepada "pengalaman mengajar" yang dimiliki oleh guru tersebut. Selama guru bertugas di sekolah ini, kami senantiasa memberikan pelatihan dan pengembangan diri serta pembinaan yang berkesinambungan untuk menunjang performa mengajar di kelas.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang sudah bersikap bijak dan bermaksud baik dalam menyikapi masalah ini. Saat ini kami sedang fokus untuk melakukan pembinaan mental terhadap siswa yang menjadi korban dan juga siswa lainnya yang terganggu dengan pemberitaan simpang siur tentang Sekolah Chandra Kusuma. Pembinaan demi peningkatan kinerja guru juga akan menjadi prioritas agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. (try/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini