Asal Usul Nama Beji dan Kisah 7 Sumur Keramat di Depok

Asal Usul Nama Beji dan Kisah 7 Sumur Keramat di Depok

Audrey Santoso - detikNews
Rabu, 18 Jan 2017 15:35 WIB
Sumur keramat di Depok (Audrey/detikcom)
Jakarta -

Tak semua warga Depok tahu asal-usul sebuah daerah di dekat Universitas Indonesia (UI) yang diberi nama Beji. Tak banyak yang tahu pula bahwa di Beji terdapat tujuh sumur keramat yang airnya berasal dari mata air yang dijadikan cagar budaya.

Ternyata penamaan daerah Beji dan keberadaan tujuh sumur keramat diyakini oleh penduduk asli punya keterkaitan. Kisahnya berawal dari penyebaran agama Islam oleh seorang tokoh di Kota Depok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ini (sumur) peninggalan auliya (wali Allah)," kata Ketua RT 001 RW 012 Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, M Satiri kepada detikcom di Cagar Budaya Sumur Ke-1 Mbah Raden Ujud Beji, Depok, Rabu (18/1/2017).

Makam keramat di BejiMakam keramat di Beji (Audrey/detikcom)


"Karena dulu Depok ini hutan dan di dataran bawahnya persawahan. Saat musim kemarau, sawah di sini kering sehingga seorang auliya bernama Mbah Raden Ujud Beji bersemadi minta sama Yang Kuasa untuk dikeluarkan air dari tanah, untuk mengairi sawah-sawah," sambung dia.

Pantauan di Sumur Keramat Ke-1, sumur yang dimaksud Satiri tak terlihat seperti sumur pada umumnya, yang berbentuk tabung raksasa bertembok batu atau semen. Permukaan sumur tersebut berbentuk kolam persegi dan dasarnya dipenuhi lumut.

Air di dalamnya terlihat sangat jernih bahkan dapat merefleksikan bayangan benda di atas permukaannya dengan sangat jelas jika terdapat siraman cahaya. Di sumur tersebut, berenang ikan-ikan kecil pemakan lumut.

Satiri sebagai keturunan ke-3 sesepuh Beji, Engkong Si'in, bercerita doa Mbah Raden Ujud Beji dikabulkan Allah lewat munculnya tujuh mata air yang tersebar di Kelurahan Beji.

Mbah Raden Ujud Beji adalah auliya asal Cirebon yang menyiarkan agama Islam di Depok. Dialah yang menjadi buron tentara Belanda saat zaman penjajahan dan lari ke dalam hutan dan permukiman pedagang Tionghoa untuk bersembunyi. Ia kemudian mendirikan sebuah padepokan untuk mengajarkan nilai-nilai Islam.

"Dia adalah salah satu tokoh Islam di Depok. Penyebar agama Islam. Beliau aslinya perantauan Cirebon yang bermusafir hingga ke sini. Saat dikejar Belanda, Mbah Raden Ujud Beji selamat, karena dia masuk ke hutan dan ke permukiman warga Tionghoa yang sekarang disebut Pondok Cina," jelas Satiri.

Asal Usul Nama Beji dan Kisah 7 Sumur Keramat di DepokSumur keramat di Depok (Audrey/detikcom)


Asal Usul Nama Beji dan Kisah 7 Sumur Keramat di DepokSumur keramat di Depok (Audrey/detikcom)

Satiri kemudian mengajak berkeliling ke enam sumur lainnya. Ia juga menunjukkan bukti keberadaan Mbah Raden Ujud Beji lainnya, yaitu sebuah makan keramat dan bangunan yang dulunya difungsikan sebagai padepokan.

"Ini adalah cerita versi saya sebagai penduduk asli sini dan pelestari Cagar Budaya Sumur 7. Ketujuh sumurnya berada tersebar tapi masih di kawasan kelurahan yang sama," ujar pria 48 tahun yang sehari-hari menjaga Cagar Budaya Sumur 7 ini.

Berikut lokasi Sumur 7 Mbah Raden Ujud Beji:

- Sumur ke 1 di Jalan Kopo Beji, Depok

- Sumur ke 2 di belakang Masjid Hidayatullah RT 5 RW 1 Beji, Depok

- Sumur ke 3 di Jalan Pulo Jaya

- Sumur ke 4 di sebelah TPU Keramat Beji

- Sumur ke 5, 6, dan 7 di dalam kompleks Masjid Nurussalam

Asal Usul Nama Beji dan Kisah 7 Sumur Keramat di DepokSumur keramat di Depok (Audrey/detikcom)
(rvk/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads