Penguin yang Dipajang di Restoran di Jakbar Berasal dari Peru

Penguin yang Dipajang di Restoran di Jakbar Berasal dari Peru

Heldania Utri Lubis - detikNews
Minggu, 15 Jan 2017 15:39 WIB
Penguin di restoran (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Sebuah restoran di Jakarta Barat diprotes karena memajang penguin hidup di dalamnya. Penguin-penguin itu disebut berasal dari Peru.

Manajemen Restoran Pingoo yang diwakili kuasa hukumnya, Jeffrey Napitupulu, mengatakan proses pemindahan penguin hingga ke restoran sudah sesuai dengan aturan. Enam ekor penguin itu juga tidak mengalami penyiksaan.

"Penguin yang ada di kita itu dari Peru dan itu penguin tropis. Jadi sesuai dengan iklim Indonesia gitu lo. Kalau dibilang disiksa, sama sekali nggak. Semua sudah kita provide izinnya," kata Jeffrey saat ditemui di Mal Neo Soho, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Minggu (15/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguin itu mulai dipajang di Restoran Pingoo sejak Desember 2016. Ada ruang berdinding kaca besar tempat memajang Penguin di dining room. Setting tempat penguin ini seperti di kebun binatang, tempat berpijaknya dibuat seolah batu di habitatnya, di dalamnya juga ada air.

"Kalau dibilang kita nggak ada izin, ini kan produk UU juga. Kalau memang mau nuntut, ya tuntut UU-nya dong, judicial review, jangan nuntut kita sebagai warga negara yang menggunakan UU itu," ucapnya.

Baca Juga: Pajang Penguin Hidup, Restoran di Jakbar Ini Didemo

Keberadaan penguin di restoran ini mendapat protes dari sejumlah pencinta satwa. Mereka melakukan aksi damai di depan Mal Neo Soho.

"Kita sih mau edukasi ke masyarakat. Bahwa itu bukan edukasi yang baik untuk anak anak kita. Biar masyarakat juga aware bahwa tidak semua edukasi dari resto bisa dikonsumsi oleh anak dengan baik," ujar perwakilan massa aksi, Inge Sigarlaki.

"Jadi kita sebagai orang tua harus pintar memilih edukasi mana yang baik untuk anak-anak kita dan mana yang tidak," sambungnya.

Inge mengatakan habitat penguin bukan di akuarium. Dia meminta agar hewan tersebut dikembalikan ke tempat hidup yang seharusnya.

"Harusnya satwa liar itu berada di habitat aslinya. Kalau kita biarkan dia hidup di akuarium, itu dengan tidak sadar anak kita bisa mendapatkan pendidikan atau edukasi yang salah," ucap Inge.



(imk/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads