Kenangan tentang Bocah Hydrocephalus di Balik Komunitas Sedekaholic

Kebaikan Orang-orang Biasa

Kenangan tentang Bocah Hydrocephalus di Balik Komunitas Sedekaholic

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 10 Jan 2017 14:51 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Kendal - Sedekaholic, komunitas sedekah di Kaliwungu, Kendal, terus menebarkan 'virus' berbagi setiap Jumat. Salah satu pelopor, Alif (41), terinspirasi kematian anaknya yang mengidap hydrocephalus (kepala membesar).

Kepada detikcom, akhir pekan lalu, Alif menceritakan pengalaman pahit kehilangan anak pada 2012. Alif enggan menyebut nama putra keduanya yang meninggal akibat hydrocephalus itu.

"Anak saya dua, meninggal satu ketika usianya 1 tahun," ujar Alif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, Alif sudah berusaha mencari pengobatan ke berbagai rumah sakit, namun semua 'angkat tangan'. Di sisi lain, kondisi lingkar kepala anak Alif sudah mencapai 1 meter.

Kenangan tentang Bocah Hydrocephalus di Balik Komunitas SedekaholicFoto: Angling Adhitya P/detikcom

Saat itulah bantuan datang tidak terduga dari banyak orang. Ada yang datang menyampaikan informasi pengobatan alternatif, ada yang memberikan sedekah berupa uang. Sedekah yang masuk kebanyakan dari orang tidak dikenal dan tidak disebutkan identitasnya.

"Ada orang tiba-tiba datang memberi bantuan. Ada yang ngasih uang, tidak tahu namanya yang memberi," pungkas Alif.

Berbagai bantuan itu tetap tidak bisa menolong nyawa putranya. Meski demikian, kini hati Alif tergerak untuk terus menolong sesama, termasuk membantu menyalurkan sedekah dari orang-orang yang tidak mau disebutkan namanya.

"Makanya saya ingin ngasih orang yang orang tidak tahu dari siapa," katanya.

Alif dan temannya kemudian melakukan hal serupa, membantu orang-orang yang diabaikan. Tiap Jumat, mereka berkeliling Kendal dan memberikan nasi bungkus kepada petugas kebersihan, pengemis, gelandangan, pengayuh becak, bahkan orang gila. Seiring dengan waktu, kegiatan itu menjadi komunitas dan beraktivitas hingga saat ini.

Kini, Alif dan temannya tak hanya merogoh kocek sendiri, tapi juga dibantu orang lain. Donasi bisa berupa makanan, uang, atau bahkan pakaian bekas. Pakaian pantas pakai dijual di Alun-alun Kendal ketika car free day. Meski dijual, ada pakaian yang diberikan cuma-cuma.

Kenangan tentang Bocah Hydrocephalus di Balik Komunitas SedekaholicFoto: Dok Sedekaholic

"Bayar seikhlasnya, kalau nggak punya uang ya tidak usah bayar," kata Alif.

Koordinator Sedekaholic, Eddie Prayitno, mengaku selalu memperbarui kegiatan dengan men-gupload foto di grup Facebook. Bukan untuk pamer, namun ia berharap bisa menularkan keinginan sedekah sekaligus laporan bagi orang-orang yang sudah menyisihkan uangnya untuk berpartisipasi.

"Ini bukan untuk pamer, tapi mengajak. Saya pernah upload di grup lain, di-bully, katanya 'kok dipamerkan'. Saya tidak jawab, tapi dijawab orang lain. Saya berpikiran kita harus punya rumah sendiri, makanya saya buat grup," kata Eddie.

Bagi Alif dan Eddie, tidak penting soal persepsi orang. Mereka akan tetap berbagi. Juga mengajak orang lain peduli bahwa ada banyak orang yang tak bisa hidup layak. Bahkan untuk makan sehari-hari pun sulit.

Kenangan tentang Bocah Hydrocephalus di Balik Komunitas SedekaholicFoto: Angling Adhitya P/detikcom


(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads