"Infrastruktur belum memadai. Perlu kerja sama yang terintegrasi antara pemda dan pemerintah pusat. Bila perlu dibangun airport di daerah sini," kata Mahyudin di Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (31/12/2016).
Menurutnya, wisatawan yang datang ke daeah Berau ini mencapai 40.000 per tahun. Namun, belum ada fasilitas yang cukup mendukung. Misalnya saja, di tempat ini susah untuk mendapatkan sinyal telepon genggam, tidak adanya pom bensin, juga perjalanan dari bandara Kalimarau menuju Kecamatan Biduk-biduk mencapai 7 hingga 8 jam.
Foto: Foto: Bartanius Dony/detikcomWakil Ketua MPR Mahyudin ingin mempromosikan wisata lokal di Berau. |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, di Kecamatan Biduk-biduk ini terdapat pantai dengan pasir putih di sepanjang jalan, ada obyek wisata Labuan Cermin yang sudah terkenal, serta ada wisata bahari seperti Pulau Kaniungan.
Keindahan bentang alam disini menjadi pilihan Mahyudin beserta keluarganya untuk berlibur di penghujung tahun. Selain itu dia juga ingin mempromosikan pariwisata dan memperkuat wawasan kebangsaan bagi masyarakat sekitar sini. "Penting menguatkan kembali wawasan kebangsaan, menyampaikan tentang empat pilar MPR dan antusias masyarakat luar biasa. Laut di sini berbatasan langsung dengan dunia internasional. Besar potensi masuknya arus pendatang dari luar Indonesia," pungkas politisi Golkar tersebut.
Tolak Bangun Pabrik Semen
Mahyudin menyatakan tidak perlu ada pabrik semen di Kecamatan Biduk-biduk karena akan merusak lingkungan.
"Kalau saya berpendapat, kalau boleh kawasan ini dijadikan kawasan wisata. Tidak perlu dibangun pabrik semen," ujar Mahyudin.
Menurutnya, diketahui sudah ada dua pabrik semen yang mendapat izin dari pemerintah daerah setempat. Beberapa warga pun diketahui tidak setuju dengan rencana pembangunan pabrik semen tersebut, karena dikhawatirkan akan merusak wisata alam yang ada.
Foto: Foto: Bartanius Dony/detikcomDia menyarankan agar tidak dibangun pabrik semen di Berau karena dikhawatirkan merusak lingkungan. |
"Karena keunggulan di sini adalah wisata alam. Mereka khawatir itu terganggu," jelasnya.
Meski begitu, dia tidak menampik jika keberadaan pabrik semen juga akan membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar. Namun jika benar-benar akan dibangun pabrik, harus memperhatikan analisis dampak lingkungan agar tidak merusak ekosistem yang ada.
"Kalau semen itu dibangun, mendapat multi player effect bagi masyarakat. Tapi dampak kerusakan lingkungan juga tidak bisa dibantah. Akan merusak gunung karst," imbuh pria asli daerah Sangatta tersebut.
Menurut dia, pemerintah daerah sebaiknya membuat peraturan agar lokasi Berau, khususnya di Kecamatan Biduk-biduk agar dijadikan kawasan ekowisata sehingga bentang alam di daerah ini tidak dieksploitasi secara berlebihan. "Boleh saja investasi, tapi harus amdalnya harus dibuat sedemikian rupa. Buat peraturan, tentukan saja disini sebagai kawasan ekowisata, jangan dieksploitasi berlebihan. Tapi saya lebih setuju kalau pemerintah mengedepankan wisata alam, tidak perlu lah mengeksploitasi alam," papar dia.
(aan/aan)












































Foto: Foto: Bartanius Dony/detikcom
Foto: Foto: Bartanius Dony/detikcom