Pantauan detikcom, Sumarsono bersama beberapa stafnya tiba di Terminal Pulogebang, Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur, Senin (26/12/2016) pukul 10.00 WIB. Soni, demikian panggilan akrabnya, meninjau area bazar yang dikelola PD Pasar Jaya yang menjual makanan dan minuman.
Soni lantas berpindah ke tempat penjualan tiket, di sebelah terminal keberangkatan. Kemudian dia menuju bus parkir di terminal keberangkatan. Soni naik ke bus PO Haryanto dengan tujuan Madura dan berbincang singkat dengan penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke Madura, Pak" jawab salah satu penumpang.
"Lewat Suramadu ya, semoga selamat sampai tujuan," kata Soni, yang mengenakan kemeja putih lengan pendek dan celana hitam, plus topi dinas bertuliskan namanya.
![]() |
Dia lantas turun dan beranjak naik ke bus Sinar Jaya dengan tujuan Pekalongan.
"Assalamualaikum, ini mau ke mana nih?" tanya dia.
"Ke Purwokerto, Pak," jelasnya.
"Sebentar ya ini masih dicek...," timpal Soni.
Tampak beberapa petugas Dishub DKI mengecek kelaikan bus, mulai dari klakson hingga lampu-lampu bus.
"Apa kendalanya?" tanya Soni pada sopir bus Sinar Jaya.
"Ban dan lampu nggak terang Pak. Kan cuma ban Pak?" keluh sang sopir.
"Kalau ban jangan 'cuma' Pak. Ini kan demi keselamatan," nasihat Soni.
Soni lantas beranjak ke ruang kesehatan. Ruang Kesehatan itu luas, 5x10 meter, yang siang ini tampak siaga 2 dokter dan 2 paramedis. Ruang Kesehatan ini menjadi jujugan untuk memeriksa kesehatan para sopir sebelum berangkat dan penumpang yang bermasalah dengan kesehatan.
Soni lantas meminta seorang paramedis mengecek tekanan darahnya dengan alat tensimeter manual.
![]() |
"Saya boleh dicek? Saya kan juga sopir, hehehehe," tutur Soni sambil menyerahkan lengan sebelah kirinya. Keluarlah angka sistoliknya 130.
"Oh biasanya 150, ini habis lihat bazar PD Pasar Jaya di bawah," candanya.
Kemudian blusukan dilanjutkan ke meja atau bilik bertuliskan 'Posko dan Pusat Informasi Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulogebang' yang dijaga 2 petugas terminal. Dalam posko itu ada papan keterangan berupa tabel bus datang dan berangkat tiap harinya, hasil ramp check, bus yang laik dan tak laik jalan hingga jumlah penumpang.
Hingga pukul 12.15 WIB, Soni masih berbincang dengan Kepala UPT Terminal Pulogebang Nurhayati Sinaga.
Terminal Pulogebang ini pada Minggu (25/12) kemarin menjadi sasaran blusukan Menhub Budi Karya Sumadi. Pada 28 Desember 2016, ditargetkan semua perusahaan otobus (PO) rute ke Jawa Tengah dan Jawa Timur dari Terminal Pulogadung akan pindah semua ke Terminal Pulogebang.
"Berhubungan Kementerian Perhubungan dengan (Pemprov) DKI pada tanggal 28 (Desember) merencanakan pemindahan dari Pulogadung ke Pulogebang. Keluhan dari para pengelola itu banyaknya terminal bayangan. Oleh karenanya, saya mengecek, daerah yang paling signifikan ada di sini," ujar Budi di lokasi, Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (25/12/2016).
Budi ingin memastikan para pengelola PO konsisten untuk dapat pindah pada tanggal 28 Desember nanti. Sebab, rencana pemindahan ini juga sempat mundur dari waktu yang sudah diagendakan. Dan pada tanggal 28 Desember nanti rencananya akan dilakukan pembukaan kecil sebelum nantinya diresmikan Presiden Joko Widodo.
"Dari apa yang saya temukan, bahwa beberapa PO sudah tahu kalau mesti pindah. Garuda Mas dan Trans Zentrum sudah bersedia pindah," ujar Budi.
Pada 28 Desember 2016, Terminal Pulogebang, yang merupakan Terminal Tipe A, akan dilakukan soft opening. Terminal yang pengelolaannya diserahkan kepada Pemprov DKI itu nantinya akan diresmikan Presiden Jokowi.
"Saya minta mereka konsisten supaya memang (pindah ke) Pulogebang bisa dilaksanakan tanggal 28 Desember. Jadi tanggal 28 itu kita akan lakukan soft opening. Nanti kalau sudah ramai kita undang Pak Presiden untuk diresmikan," sambungnya.
Terminal Pulogebang berdiri di atas tanah 12,5 hektare dan dirancang sebagai terminal bus modern. Terminal bus ini mempunyai empat zona yang diberlakukan. Zona pertama yaitu untuk kedatangan bus, termasuk penumpang dan pengantar. Zona kedua, tempat pembelian tiket, di mana pembeli dan pengantar masih boleh memasuki zona tersebut.
Kemudian zona ketiga, merupakan zona yang steril, yaitu tempat penumpang menunggu keberangkatan bus. Terakhir zona keempat, tempat keberangkatan bus-bus untuk penumpang naik. Selain zonasi, hal lain yang dilakukan adalah modernisasi layanan, seperti pembelian tiket secara online sehingga tak ada calo-calo yang berkeliaran. (nwk/dha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini